Jakarta (ANTARA News) - Kalangan anggota DPR mendukung proses akuisisi PT Pertamina terhadap PT Medco Energi International Tbk karena aksi korporasi tersebut akan mempercepat pencapaian target Pertamina menjadi perusahaan migas kelas dunia.
"Rencana akuisisi itu merupakan upaya bisnis dari kedua belah pihak. Saya mendukung langkah ini agar Pertamina menjadi perusahaan migas di kancah global," kata anggota Komisi VII DPR, Achmad Farial ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.
Melalui proses akusisi itu, lanjut anggota DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP), diharapkan Pertamina bisa meningkatkan kinerjanya dan mendorong transformasi Pertamina menjadi perusahaan yang disegani di dunia,
Namun ia mengingatkan agar akuisisi tersebut dapat menjamin peningkatan produksi migas Pertamina di masa datang. Untuk itu, ia meminta agar akuisisi Pertamina atas Medco tidak hanya terbatas pada keharusan membeli aset atau blok-blok yang sudah diproduksi saja (participating interest), melainkan juga termasuk saham di tingkat SPV (special purpose vehicle).
Dengan demikian, Pertamina bukan hanya mendapat pasokan untuk meningkatkan kapasitas produksi migasnya saja melainkan juga memperoleh dividen dari hasil akuisisi tersebut.
Medco Energi tidak hanya menguasai lapangan migas di dalam negeri tetapi juga beberapa sumber migas luar negeri. Antara lain di Amerika lima blok, Yaman dan Kamboja, masing-masing dua blok. Selain itu, di Libya dan Oman masing-masing satu blok, serta pengembangan satu blok di Tunisia.
Anggota komisi VII DPR lainnya, Dito Ganindito menilai rencana akuisisi Pertamina atas Medco perlu mendapat dukungan agar prosesnya bisa berjalan sesuai dengan koridor perundang-undangan yang berlaku.
Jika akuisisi terjadi, menurut dia, Pertamina selain mendapat pasokan untuk meningkatkan kapasitas produksi juga akan mendapat dividen dari hasil akuisisi tersebut. "Jadi Peluang Pertamina untuk menjadi perusahaan kelas dunia akan makin menjadi kenyataaan," ujar anggota komisi migas DPR dari Fraksi Partai Golkar tersebut.
Seperti diketahui, saat ini Pertamina dihimpit oleh perusahaan-perusahaan migas asing yang sangat mendominasi lapangan minyak Indonesia. Exxon Mobil, Shell dan British Petroleum tercatat menguasai sebagian besar lapangan migas nasional. Bahkan perusahaan migas Malaysia, Petronas, yang dulu bisa dikatakan belajar dari Indonesia, justru terbilang lebih maju.
Dito menegaskan sudah saatnya bagi Pertamina menjadi pemain utama dalam persaingan bisnis migas. Apabila harapan itu terpenuhi, sebagai korporasi, Pertamina akan semakin kuat bersaing di kancah internasional.
Banyak strategi korporasi yang dapat dimanfaatkan oleh Pertamina untuk merealisasikan ekspektasi tersebut, salah satunya melalui akuisisi saham Medco tersebut, katanya.
Sementara Vice President Corporate Communication Pertamina Mochammad Harun mengatakan, harapan Pertamina menjadi perusahaan migas bertaraf internasional perlu mendapat dukungan.
Target terdekat yang harus dipenuhi adalah dengan merealisasikan kapasitas produksi 1 juta barel, setidaknya pada 2015 mendatang. "Kami punya target untuk memproduksi migas hingga 1 juta bpd di 2015," tuturnya.
Target tersebut dapat dipenuhi apabila Pertamina memaksimalkan kapastias produksinya di sektor hulu migas. Sektor hulu itu akan menjadi sentra pertumbuhan pertamina, ucapnya.(*)
(T.h-CS/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010