Utamanya untuk mencapai target defisit di bawah 3 persen pada tahun 2023

Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede menilai penurunan target defisit APBN 2022 hingga 4,85 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan komitmen pemerintah dalam melakukan konsolidasi fiskal.

"Utamanya untuk mencapai target defisit di bawah 3 persen pada tahun 2023," ucap Josua kepada Antara di Jakarta, Senin.

Menurut dia, salah satu upaya mengejar konsolidasi fiskal pemerintah tersebut yaitu melalui penurunan laju pertumbuhan belanja APBN pada 2022 yang diperkirakan hanya mencapai 0,6 persen dari outlook APBN 2021.

Angka tersebut lebih rendah dari outlook pertumbuhan belanja negara 2021 yang diperkirakan sebesar 3,9 persen dari realisasi APBN 2020.

Di sisi lain, Josua mengatakan perkiraan pertumbuhan penerimaan pajak pada 2022 akan mendorong penurunan defisit fiskal, seiring dengan pemulihan ekonomi ke depannya.

Bila dibandingkan dengan outlook terbaru dari APBN 2021, pertumbuhan penerimaan pajak pada 2022 mencapai 10,5 persen, meningkat bila dibandingkan dengan outlook pertumbuhan pajak pada 2021 sebesar 7,06 persen.

"Meskipun demikian, sejalan dengan risiko dari asumsi pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi, sehingga berimplikasi pada pertumbuhan penerimaan pajak yang lebih rendah atau dengan perkataan lain berpotensi mendorong shortfall atau kekurangan pajak," ujarnya.

Kendati demikian, ia memproyeksikan defisit fiskal masih belum akan kembali di bawah 3 persen pada 2023 karena proyeksi beban anggaran pembayaran bunga utang yang masih tinggi, sehingga belum dapat di offset secara signifikan oleh penerimaan pajak.

Dalam pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2022 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR-RI Tahun Sidang 2021-2022, Presiden Joko Widodo mengatakan defisit anggaran pada 2022 direncanakan sebesar 4,85 persen terhadap PDB atau senilai Rp868 triliun.

"Rencana defisit tahun 2022 memiliki arti penting sebagai langkah untuk mencapai konsolidasi fiskal, mengingat tahun 2023 defisit anggaran diharapkan dapat kembali ke level paling tinggi 3% terhadap PDB," ucap Jokowi.

Ia menegaskan, defisit anggaran pada 2022 akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati, dengan menjaga keberlanjutan fiskal agar tingkat utang tetap dalam batas yang terkendali.

Baca juga: Ekonom: Asumsi ekonomi tumbuh 5-5,5 persen lebih realistis

Baca juga: Pengamat ingatkan risiko kenaikan defisit anggaran dari penambahan PEN

Baca juga: Ekonom sarankan adanya perpanjangan aturan pelebaran defisit APBN

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021