Boyolali (ANTARA News) - Pusat Kota Kecamatan Selo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang semula sepi ditinggal mengungsi warganya menghindari bahaya letusan Gunung Merapi, pada Kamis aktivitasnya mulai hidup kembali.

Berdasarkan pantauan ANTARA di Selo, sebagian warga Selo, yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III Merapi, mulai kembali ke rumahnya masing-masing dari pengungsian.

Di pusat kota kecamatan tampak sejumlah toko dan warung makan sudah buka, meski pengunjung tidak seramai sebelum terjadi bencana.

Namun, kantor pemerintahan seperti kantor desa, kecamatan, kantor urusan agama (KUA), Puskesmas, Polsek, Koramil, dan lainnya masih terkunci rapat karena memang pemerintah kabupaten belum mengizinkan untuk dibuka.

Sejumlah pelayanan seperti aliran listrik di pusat kecamatan juga sudah tersambung (menyala), tetapi pelayanan jaringan telepon seluler belum sepenuhnya pulih.

Yani (43), seorang pedagang warung makan di Selo menjelaskan, keluarganya mulai kembali ke rumahnya di Dusun, Ngaglik, Desa Samiran, Selo, Rabu (10/11), karena dari Gunung Merapi sudah tidak terdengar lagi suara gemuruh.

Selain itu, kata Yani, aliran listrik juga sudah dihidupkan kembali, setelah enam hari padam saat ditinggal di pengungsian.

"Saya memulai berjualan Kamis ini. Namun, makanan yang dihidangkan masih apa adanya," kata Yani.

Menurut dia, baru ada dua pedagang di Selo yang sudah mulai membuka warung makannya, sedangkan toko kelontong ada tiga, sementara lainnya masih tutup karena mereka belum kembali dari pengungsian.

Kepala Desa Jrakah, Selo, Tumar menjelaskan, warganya yang mengungsi karena bencana Merapi sebanyak 642 jiwa, tetapi mereka ada yang sudah kembali ke rumah masing-masing.

Menurut Tumar, ada 1.200 jiwa warga yang berada di desanya, karena ada tambahan dari warga Desa Klakah yang mengungsi ke desa ini.

"Warga Klakah lebih dekat dari puncak Merapi dibanding Jrakah, sehingga mereka belum berani kembali pulang ke rumahnya," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya pengadaan jatah makan warga yang masih mengungsi di Jrakah. Logistik diupayakan dari Posko Pemkab Boyolali.

Sementara kondisi jalur Selo-Boyolali masih dijaga oleh petugas Kepolisian Resor Boyolali, karena pemerintah belum mengizinkan warga lereng Merapi kembali ke rumahnya.

"Kami melarang warga kembali ke rumahnya masing-masing. Karena, kondisi Merapi masih awas. Kecuali, warga hendak memberikan makan hewan ternak atau mengambil barangnya diizinkan masuk," kata Kasatlantas Polres Boyolali AKP Sugandi, saat pengamanan jalur di Selo.

Namun, kata Kasatlantas, banyak pengguna jalan yang melintasi jalur Selo-Magelang. "Khusus warga yang kembali ke rumah akan diimbau untuk kembali ke Posko pengungsian," katanya.

(B018/A035/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010