Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berdasarkan usul Dewan Gelar, Tanda Kehormatan, dan Tanda Jasa memberikan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Nararya kepada dua jurnalis foto pada masa revolusi, yaitu Alexius Impurung Mendur (alm) dan Frans Soemarto Mendur (alm).
Pemberian tanda kehormatan itu dilakukan dalam acara penganugerahan gelar pahlawan dan gelar kehormatan di Istana Negara, Jakarta, Kamis, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Tanda kehormatan yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden nomor 53 TK/2010 itu diterima oleh perwakilan keluarga kedua tokoh itu.
Alexius Impurung Mendur dan Frans Soemarto Mendur adalah pejuang dan saksi perjuangan revolusi Indonesia. Mereka berjuang dengan mendokumentasikan sejumlah peristiwa penting dalam perjalanan sejarah Indonesia menggunakan kamera foto.
Berdasarkan data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, kedua orang itu adalah juru foto pembacaan naskah proklamasi oleh Bung Karno, dan sejumlah peristiwa penting lainnya.
Karena kesetiaan kepada Republik Indonesia, kedua fotografer itu mempertaruhkan nyawa dengan menyembunyikan negatif foto yang mereka hasil kan selama masa pemerintahan Jepang.
Negatif foto itu mereka sembunyikan di bawah tanah, tepatnya di halaman kantor harian Asia Raya.
Keduanya adalah pendiri Indonesian Press Photo Services (IPPHOS) yang kemudian menjadi cikal bakal kantor berita foto di Indonesia.
Perjuangan IPPHOS kemudian dilanjutkan oleh Kantor Berita ANTARA yang juga lahir di masa revolusi. Selain aktif menyebarkan berita teks dan foto karya sendiri, Kantor Berita ANTARA juga aktif mendokumentasikan hasil karya dua pendiri IPPHOS tersebut.
Pemerintah juga memberikan tanda kehormatan bintang Mahaputera Adipradana kepada lima tokoh besar, yaitu pujangga Ronggowarsito (alm), Kanjeng Gusti Pangeran AA Mangkoenagoro IV (alm), pejuang dari Sulawesi Tengah Sayyid Idrus bin Salim Al Jufrie (alm), budayawan Prof. Sutan Takdir Alisjahbana (alm), dan pelukis Raden Saleh Syarif Bustaman (alm).
Pemerintah juga menganugerahkan Bintang Mahaputera Utama
kepada tokoh pejuang dari Sulawesi Tengah Andi Makkasau Parenrengi Lawawo (alm) dan tokoh pejuang dari Sulawesi Selatan Andi Depu (almh).
(F008/A011)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010