Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan substansi syukur atas Hari Kemerdekaan Republik Indonesia adalah mencintai Indonesia dengan 74.961 desanya.

"Mari syukuri kemerdekaan dengan mencintai sesama, saling melindungi dan menjaga agar Indonesia segera terbebas dari bencana COVID-19 yang melanda," ujar Mendes PDTT di Jakarta, Senin.

Mendes PDTT meminta agar para kepala desa hendaknya mengedukasi warganya bahwa mensyukuri kemerdekaan bukan dengan perayaan semata karena syukur tidak identik dengan pesta.

Baca juga: Mendes PDTT sebut belum ada pengakuan resmi untuk desa adat

"Kepala desa, perangkat desa dan pendamping desa hendaknya bahu membahu membangun desa," katanya.

Caranya, menurut Abdul Halim Iskandar, dengan mempercepat pencairan dana desa, memanfaatkannya untuk membangun desa, membagikan BLT Dana Desa dan mengerjakan proyek desa bersama-sama warga dengan padat karya.

"Itulah bentuk syukur sesungguhnya, mensyukuri kemerdekaan dengan cinta, merayakan kemerdekaan dengan mempercepat pembangunan desa membalas jerih perjuangan pahlawan dengan kebangkitan Desa," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa.

Gus Halim pun mengajak semua kalangan untuk kembali meneguhkan rasa syukur dan cinta pada Republik Indonesia.

Ia mengatakan, lebih separuh penduduk Indonesia saat ini lahir ketika Indonesia telah merdeka, hingga tidak terlibat langsung dalam perang kemerdekaan.

"Jadi kewajiban kita saat ini adalah mensyukurinya," katanya.

Dalam kondisi normal, ia menyampaikan, ekspresi syukur dapat berupa kemeriahan, mulai dari lomba-lomba hingga tumpengan. Namun, dua tahun ini Indonesia sedang mengadaptasi kebiasaan baru karena pandemi COVID-19.

"Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh. Desa Bisa, Indonesia Percaya. Dirgahayu Republik Indonesia," kata Gus Halim.

Baca juga: Mendes PDTT sebut pembangunan desa masih terfokus pada infrastruktur
Baca juga: Sri Adiningsih: HUT RI momentum kebangkitan ekonomi di saat pandemi

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021