-- Mengatakan logistik yang lebih baik memperkuat pertumbuhan, meningkatkan kemakmuran dan taraf hidup

-- Mendesak pemerintah dan regulator untuk mengurangi beban administrasi, mengejar pendekatan cerdas terhadap kebiasaan dan keamanan, serta fokus pada investasi infrastruktur untuk melancarkan potensi pertumbuhan

TOKYO, 10 November 2010 (ANTARA/PRNewswire-Asia-AsiaNet) -- DHL, perusahaan logistik terkemuka dunia, telah mengidentifikasi tiga pengungkit utama untuk membantu negara berkembang meningkatkan efisiensi logistik mereka dan mengurangi biaya perdagangan sampai 30% pada tahun 2020. Ini menarik bagi pemerintah, pengirim dan perusahaan logistik untuk menjadi mitra aktif dalam mengurangi dokumen dan administrasi, mereformasi bea cukai dan proses keamanan, serta berinvestasi dalam infrastruktur guna mempertahankan keunggulan kompetitif negara-negara anggota APEC.

(Logo: http://www.prnasia.com/sa/2010/09/02/20100902467742-l.jpg )

Berbicara kepada media di Tokyo menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) CEO APEC 2010, Hermann Ude, CEO, DHL Global Forwarding, berkata: "Selama 30 tahun terakhir, perdagangan dunia sebagai persentase PDB telah meningkat dari sepertiga sampai lebih dari 50% (Catatan 1), sehingga membuat perdagangan internasional menjadi penggerak terpenting dalam pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya standar hidup. Namun, logistik yang tak efisien dalam banyak perekonomian masih merupakan hambatan atas pertumbuhan perdagangan. Sebagai contoh, negara-negara BRIC rata-rata membutuhkan dokumen ekspor/impor dua kali lebih banyak (Catatan 2) dibandingkan Singapura atau Jerman. Alhasil, perkerjaan administratif dapat menjadi unsur tunggal yang paling memakan waktu dalam proses pengiriman, dengan hilangnya hari penting dan meningkatnya biaya karena produk menghabiskan lebih banyak waktu di gudang daripada dalam pengiriman."

Ude mengatakan bahwa dari ke-60 hari yang saat ini diperlukan mulai dari pemesanan sampai pengiriman dengan kapal laut dari India ke Meksiko, barang dikirimkan kurang dari setengah dari waktu itu -- dengan lebih dari 32 hari (Catatan 3) dihabiskan untuk dokumentasi ekspor dan impor serta bea cukai. Penurunan beban administrasi adalah tuas yang paling dapat menghemat biaya logistik dan merupakan kemenangan yang relatif mudah melalui peningkatan penggunaan teknologi, seperti bea cukai elektronik (e-customs), serta kerjasama antar negara dan perjanjian pemerintah yang lebih baik.

Bea cukai dan keamanan amat penting saat ini, namun peningkatan persyaratan keamanan fisik saja bukanlah jalan keluarnya. Rata-rata, negara-negara BRIC melakukan pemeriksaan kargo 10 kali lebih fisik daripada negara lain, tanpa peningkatan keamanan yang berarti. Memperkenalkan peraturan keamanan yang lebih cerdas dan lebih konsisten di seluruh dunia diperlukan untuk mengingkatkan berbagi kecerdasan. "Jalan ke depan adalah melalui kecerdasan yang ditingkatkan, bukan semata-mata mengandalkan langkah-langkah keamanan fisik. Berbagi informasi, yang difasilitasi oleh kerjasama yang lebih kuat antara perusahaan, industri dan otoritas publik semuanya harus dilakukan untuk membuat dunia kita menjadi tempat yang lebih aman," kata Ude.

Investasi infrastruktur di daerah-daerah penting seperti pelabuhan strategis serta jalan yang saling terkait dan sistem kereta api juga diperlukan jika biayanya akan tetap kompetitif dengan mempertahankan pertumbuhan. "Kemacetan infrastruktur atau fasilitas transportasi sub-standar dapat memaksa perusahaan logistik seperti DHL menggunakan rute sub-optimal agar dapat menjamin pengiriman dan ini meningkatkan biaya. Sebagai contoh, kapasitas pelabuhan yang tidak mencukupi dapat menyebabkan tarif angkutan laut 15% sampai 30% lebih tinggi pada rute yang dinyatakan sebanding dan biaya ini timbul bersama emisi CO2 tambahan," ujar Ude.

Dengan negara-negara berkembang tumbuh dua sampai tiga kali lebih cepat dari negara-negara maju, keterbatasan infrastruktur dapat menghambat daya saing dalam jangka panjang. Namun, investasi strategis di bidang-bidang penting dapat memberi kontribusi 6% dari pengurangan 30% dalam biaya logistik yang mungkin pada tahun 2020.

Penghematan biaya bukanlah satu-satunya manfaat yang dapat dinikmati negara-negara berkembang jika mereka memperhatikan masalah bea cukai, keamanan, dan infrastruktur sekarang. Waktu transit perdagangan juga dapat dikurangi sampai 65% (Catatan 4) dan 20% sampai 40% (Catatan 5) perdagangan lagi dapat dihasilkan.

Sebagai pakar global dalam kilat cepat (ekspres) internasional, angkutan udara dan laut, transportasi jalan dan kereta api serta logistik kontrak, DHL memainkan peranan penting dalam memfasilitasi perdagangan antara lebih dari 220 negara dan wilayah, termasuk semua negara berkembang dan maju serta telah menetapkan standar praktek terbaik global.

DHL bekerjasama secara proaktif dengan pembuat kebijakan dan pengirim dengan ambisi memfasilitasi penghematan biaya logistik 30% dan penurunan waktu pengiriman 65% untuk rata-rata pengiriman BRIC melalui laut.(Catatan 6) Untuk tujuan ini, DHL telah mengembangkan berbagai platform solusi guna mengurangi biaya administrasi seperti e-freight, koneksi EDI, dan menciptakan lebih dari 100 lokasi berkeamanan tinggi untuk menjamin keamanan operasi transportasi. Selain bekerjasama dengan pemerintah untuk mengidentifikasi daerah-daerah strategis yang membutuhkan pembangunan infrastruktur, DHL berinvestasi dalam infrastruktur di seluruh dunia dan telah menginvestasikan lebih dari 2,2 miliar Euro di Asia saja dalam beberapa tahun terakhir.

"Perbaikan 30% merupakan ambisi besar namun dapat dicapai bersama dan harus diupayakan untuk dicapai pemerintah, pengirim dan penyedia jasa seperti DHL jika negara ingin menikmati keberhasilan ekonomi terus-menerus dan kenaikan standar hidup. Jika regulator mengurangi birokrasi dan menjadi lebih berorientasi pada proses, perusahaan logistik bekerja secara konsisten untuk mengurangi biaya dan memperbaiki waktu pengiriman dan pengirim menjalin kemitraan yang lebih erat dengan dengan penyedia logistik, pertumbuhan pasar yang sedang muncul akan tetap pada jalurnya," demikian Ude.

DHL -- Perusahaan Logistik bagi dunia

DHL adalah pemimpin pasar global dalam industri logistik dan "Perusahaan Logistik bagi Dunia". DHL melakukan keahliannya dalam jasa ekspres internasional, angkutan udara dan laut, transportasi jalan dan kereta api, logistik kontrak serta surat internasional kepada para pelanggannya. Jaringan global yang terdiri dari 220 lebih negara dan wilayah serta sekitar 300.000 karyawan di seluruh dunia memberi pelanggan kualitas layanan unggul dan pengetahuan lokal guna memenuhi kebutuhan rantai pasokan mereka. DHL mengemban tanggung jawab sosialnya dengan mendukung perlindungan iklim, manajemen bencana dan pendidikan.

DHL adalah bagian dari Deutsche Post DHL. Kelompok ini menghasilkan pendapatan lebih dari 46 miliar euro pada tahun 2009.

Untuk berita dan peristiwa terkini tentang DHL di Asia Pasifik, kunjungi http://press.ap.dhl.com .

Catatan:
1 Bank Dunia
2 Bank Dunia
3 Bank Dunia/DHL
4 DHL
5 DHL, London School of Economics
6 Menggunakan biaya rata-rata TEU berdasarkan estimasi Bank Dunia dan DHL

SUMBER DHL

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010