Jakarta (ANTARA News) - Seorang pelaku diduga teroris bernama Muhammad Bahrun Naim (27) yang ditangkap di Solo, pada Selasa (9/11), dibawa oleh Detasemen Khusus Antiteror 88 ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan.

"Saat ini, pelaku yang diduga teroris dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut," kata Kepala Divisi Hubungan (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan di Jakarta, Rabu.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap Bahrun Naim, Selasa (9/11) sekitar pukul 12.00 WIB, di depan Kantor Pos dan Giro Pasar Kliwon Solo, ujarnya.

Pelaku memiliki alamat di Jalan Metrodanan RT. 02 RW. 03 Kampung Metrodanan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

"Pelaku Bahrun Naim ditangkap berdasarkan hasil pengembangan Densus 88 Antiteror terhadap beberapa pelaku yang telah ditangkap sebelumnya," kata Iskandar.

Saat diinterogasi Bahrun Naim menerangkan bahwa di rumahnya menyimpan 200 butir peluru, selanjutnya pada Rabu pukul 05.00 WIB dilakukan penggeledahan rumah pada alamat rumah tersebut, ujarnya.

"Hasil penggeledahan di atas diketemukan berupa peluru AK 56 sebanyak 547 butir, peluru 9 mm sebanyak 32 butir, CPU komputer enam unit dan barang bukti juga dibawa ke Jakarta," kata Iskandar.

Kadiv Humas mengatakan Bahrun Naim termasuk kelompok simpatisan Abdullah Sonata.

Abdullah Sonata alias Arman Kristianto alias Nata alias Andri alias Heri alias Eko Pramono Wibowo berusia 32 tahun.

Dalam kesehariannya, Abdullah dikenal sebagai guru Bahasa Arab di perumahan Galaksi, Bekasi. Polri mengklaim Abdullah memiliki peran yang sangat besar dalam aksi teroris.

Abdullah juga memasok senjata api dalam pelatihan tersebut. Selain itu, Abdullah menyembunyikan buron Dulmatin.

Abdullah ditangkap pada Rabu, 23 Juni 2010 lalu, saat berada di bus Kramat Jati dalam perjalanan dari Boyolali ke Solo. (S035/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010