"Saya sangat terkesan dengan persepakbolaan Indonesia. Saya lihat hubungan antara tim (Surabaya FC) dengan suporternya demikian kental dan sangat kondusif," ujar Rigan Agachi usai pertandingan tersebut.
Dalam pertandingan tersebut Rigan termasuk diantara pemain tim Indo-Holland yang berhasil mengungguli Surabaya FC 2-1 dalam laga amal untuk penghimpunan dana bantuan bagi korban bencana alam di Indonesia.
"Saya sangat respek dengan Persebaya (maksudnya Surabaya FC) karena tim ini merupakan tim yang tidak mau kalah dan ternyata memberikan perlawanan yang tangguh," ujarnya kepada para wartawan.
Rigan yang di Belanda memperkuat klub Divisi Satu Gecdrop Houta Boras mengungkapkan, kedatangannya kali ini ke Indonesia merupakan yang ketiga kalinya setelah beberapa tahun lalu juga datang untuk proses perekrutan dengan klub di Indonesia.
Namun prosedur yang berbelit-belit membuat niatnya tidak berjalan mulus, padahal ia sangat ingin bermain di salah satu klub untuk kemudian bisa memperkuat nasional Indonesia.
"Sampai sekarang keinginan itu masih ada, apalagi saya ini sesungguhnya orang Indonesia. Tidak menutup kemungkinan suatu saat saya akan bermain dan membela tim Indonesia. Hanya kebetulan saya memang tinggal di Belanda," ujar Agachi yang kelahiran Jakarta 4 Agustus 1984.
Terkait dengan laga amal yang digelar Surabaya FC dalam rangka pra kompetisi Liga Primer Indonesia itu, Agachi mengungkapkan rasa optimisnya suatu bisa membela Timnas Indonesia setelah beberapa bulan lalu utusan PSSI mengumpulkan para pemain keturunan di Belanda.
"Tapi saya tidak harus cepat-cepat bermain di Indonesia karena karir saya di klub Gecdrop masih berprospek bagus," lanjut Agachi yang ayahnya David Pono adalah orang Sukabumi dan ibunya Sri Elyanti asli Jakarta.
Sebelumnya ia pernah menjadi pemain tamu di PSV Eindhoven junior beberapa tahun lalu. Selama bermain di PSV Eindhoven Rigan selalu tampil sebagai pemain inti dalam beberapa pertandingan.
Rigan juga pernah memperkuat tim junior Belanda lainnya, Victoria Rooerndmond.
Saat berangkat ke Belanda sembilan tahun silam, ayah dan ibunya ikhlas menjual harta benda yang ada demi mengongkosi Agachi ke Belanda. (ANT-132/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010