Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia harus selalu siap untuk operasi militer selain perang (Military Operations Other Than War/MOOTW), terutama penanggulangan bencana alam.
"Tugas militer tidak selalu perang," kata Presiden Yudhoyono saat membuka dan meresmikan pameran industri pertahanan internasional di JI Expo, Jakarta, Rabu sore.
Presiden mengatakan, salah satu operasi militer utama selain perang adalah penanggulangan bencana alam. Dia mencontohkan, militer dituntut berperan banyak dalam proses penanggulangan bencana letusan Gunung Merapi.
Saat ini, kata presiden, sedikitnya 10 batalyon dari TNI dan Polri dikerahkan untuk proses pemulihan pascaletusan Merapi.
Selain penanggulangan bencana alam, operasi militer selain perang juga bisa berupa tugas menjaga perdamaian. Sebagai pasukan penjaga perdamaian, TNI/Polri harus menghindari atau mencegah peperangan, meski mereka dilengkapi dengan senjata atau alat pertahanan lainnya.
"Tugas militer selain perang akan semakin mengemuka," kata presiden.
Kepala Negara menegaskan, Indonesia memperhatikan masalah pertahanan. Meski demikian, Indonesia tetap mencintai perdamaian.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka sekaligus meresmikan pameran alat pertahanan internasional di JI Expo, Jakarta.
Presiden Yudhoyono hadir di tempat acara dengan didampingi oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Selain itu, acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPR Marzuki Alie, sejumlah menteri pertahanan dan duta besar negara-negara sahabat.
Pameran bertajuk "Indodefence, Indoaerospace and Indomarine (IDAM) 2010" itu diikuti oleh 484 perusahaan atau produsen alat-alat pertahanan dari 38 negara.
Acara itu memamerkan sejumlah alat pertahanan darat, udara, dan laut yang merupakan produksi terbaru.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berharap, pameran itu bisa memperkuat sistem pertahanan Indonesia. Selain itu, Purnomo berharap pameran itu menjadi ajang alih teknologi antara negara-negara peserta pameran.
Dalam acara itu, pejabat Kementerian Pertahanan Indonesia menandatangani sejumlah nota kesepahaman dengan beberapa produsen alat pertahanan, baik dari dalam dan luar negeri.(*)
(F008/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010