Jakarta (ANTARA) - Adakalanya kita terus merasa tidak puas dan membandingkan diri dengan pencapaian orang lain. Kita menjadi terus merasa kurang. Dan ketika gagal mencapai apa yang kita mau, Kita merasa kecewa, terluka, dan tidak berharga.
"Self-love", adalah salah satu cara yang dilakukan untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Psikolog dan konselor dari aplikasi konseling daring Riliv, Nurul Aini Ongkowidjoyo, M.Psi., mengatakan, “Self-love atau kemampuan mencintai diri sangatlah penting untuk Millennials karena ini membuat milenial sadar akan kondisi diri, dan menerima seluruh kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri."
Saat ini segala sesuatunya bergerak cepat. Di era yang penuh kompetisi, informasi yang bergerak cepat dan cenderung bebas sehingga diri sendiri menjadi rentan untuk tertekan karena membandingkan diri dengan standard yang cukup tinggi. Penting bagi orang-orang untuk memiliki batasan dengan cara mencintai diri sendiri dan bersyukur.
Selain itu, Nurul juga mengatakan kalau mencintai diri sendiri memberikan banyak manfaat.
“Dengan mencintai diri hidup lebih puas dan bahagia, emosi lebih stabil, memiliki relasi yang lebih baik dengan orang lain, lebih percaya diri, berkembang, dan produktif, mengurangi perasaan cemas, dan bisa membuat keputusan yang tepat," katanya dalam siaran resmi, Minggu.
Baca juga: Pembelajaan adaptif solusi atasi "learning gap"
Untuk Anda yang ingin belajar mencintai diri, berikut 5 tips yang bisa Anda coba.
Kenali diri sendiri
Ingat pepatah tak kenal maka tak sayang? Sebelum mencintai diri, Yuk kenali diri kita. Dengarkan keinginan yang ada pada diri. Apa yang membuat takut? apa yang membuat merasa cemas? Apa kelebihan dan kekurangan kita? Coba cari tahu apa kelebihan, kekurangan, apa yang Anda bisa, butuhkan, takutkan, hambatan, apa yang membuat Anda merasa kecewa, marah, terluka, dan berbagai pertanyaan lain seputar diri Anda.
Membandingkan diri dengan bijak
Setiap manusia dilahirkan dengan keistimewaan maupun keunikan masing-masing. Setiap orang memiliki langkah dan kecepatannya sendiri. Pahami bahwa setiap orang memiliki titik awal yang berbeda. Ada orang-orang yang memiliki keistimewaan untuk memulai dari 100, ada orang yang harus memulai dari 0, dan ada yang harus memulai dari angka minus. Sejauh apa kita berlari, dari titik awal kita, itulah pencapaian kita. Kita semua berada di pertandingan yang berbeda-beda. Sesekali kita perlu menyadari dan melihat hasil usaha kita. Sejauh apa kita berada dari kondisi awal kita?
Menerima dan maafkan diri
Jika Anda bisa memaafkan kesalahan orang lain, maka seharusnya Anda juga bisa memaafkan diri sendiri. Manusia pasti pernah berbuat salah dan tidak ada yang sempurna. Pun tidak sempurna, Ingatlah bahwa kebermaknaan manusia bisa melalui banyak hal. Bisa jadi sifat memberi, bisa jadi mengasihi, bisa jadi prestasi maupun hal-hal lain. Manusia adalah individu yang progressive. Dirinya di hari ini, bisa jadi berbeda di masa yang akan datang. Kebajikan hari ini, adalah hasil belajar di masa lalu.
Mengambil jeda dan memilih tempat untuk saling menguatkan
Adakalanya situasi dirasa sangat memberatkan dan menuntut. Kita bisa memilih untuk mengambil jeda atau keluar dari lingkungan tersebut. Kita juga bisa memilih untuk berada di dalam lingkungan yang saling mensyukuri kemajuan yang ada pada diri masing-masing, merayakan keberhasilan maupun saling menguatkan dalam kondisi yang tidak ideal.
Apresiasi diri sendiri
Memberi hadiah tidak hanya bisa dilakukan pada orang lain, namun juga diri sendiri. Memberikan apresiasi diri merupakan langkah awal untuk mencintai diri sendiri. Ingatlah, bahwa kita berhak mendapatkan apresiasi atas berbagai usaha, kerja keras, dan kesulitan hidup yang telah dialami. Pelajari apa yang kita sukai dan berikan pada diri kita. Misalnya memberikan coklat, bunga, makanan enak, hadiah wisata pada diri sangat boleh untuk dilakukan.
Baca juga: Alasan perempuan suka mengalah
Baca juga: Mengenal "coronasomnia", gangguan tidur saat pandemi
Baca juga: Menilik efek "ikoy-ikoyan" menurut pakar
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021