Berlin (ANTARA News) - Mempertahankan kurs nilai tukar secara artifisial rendah adalah kebijakan yang merugikan semua negara,kata Kanselir Jerman Angela Merkel. Kanserlir Jerman mengemukakan hal tersebut menjelang pertemuan G20 pekan ini, acara yang cenderung menjadikan "perang mata uang" sebagai agenda utama.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Jerman Die Welt yang terbit Rabu, Merkel mengatakan: "Kebijakan yang bergantung pada mempertahankan mata uang secara artifisial rendah untuk meningkatkan peluang ekspor adalah "buta ayam" yang pada akhirnya merugikan semua orang. "

Dia juga mengatakan bahwa kebijakan tersebut "tidak akan mendorong ke mata uang yang stabil seperti euro yang menanggung beban penyesuaian."

Merkel menambahkan bahwa dia yakin para pemimpin kelompok 20 besar kekuatan industri dan berkembang akan melakukan diskusi "tentang nilai tukar yang tepat" ketika mereka bertemu di Seoul pada Kamis.

"Bagi saya, jelas bahwa distorsi nilai tukar melemahkan pemulihan global," kata kanselir.

Komentar Merkel itu muncul di tengah berkembangnya kekhawatiran "perang mata uang " global di mana negara-negara dagang utama melakukan intervensi untuk melemahkan mata uang mereka untuk meningkatkan ekspor mereka sendiri dengan mengorbankan orang lain.
(A026/A011)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010