Aljiers (ANTARA News/AFP) - Serangan Maroko untuk membersihkan sebuah kamp pengungsi di Sahara Barat telah menyebabkan 11 pengungsi tewas dan lebih dari 700 orang terluka, sementara 159 orang yang lain hilang, kata gerakan kemerdekaan Sahara Barat, Front Polisario.
"Penduduk kata Laayoune yang heroik telah menguburkan orang-orang yang tewas, yang jumlahnya telah meningkat hingga sekarang menjadi 11 orang," kata pernyataan kantor gerakan itu.
"Mengenai orang-orang yang terluka, ada 723 orang, dan daftar itu belum lengkap, dan orang-orang yang hilang atau dicari oleh keluarga sekarang 159 orang, yang telah membuat kami untuk mengira mereka termasuk di antara yang tewas.
Polisario juga menyatakan pasukan Maroko telah "merampok ratusan rumah dan toko serta menghancurkan sejumlah mobil milik orang Sahrawi ".
Pemerintah Maroko telah mengumumkan enam kematian pada pihak mereka setelah bentrokan Senin.
Perkiraan korban terakhir Polisario itu memperbarui korban dari hari sebelumnya satu orang tewas dan "ratusan" orang lainnya luka-luka.
Bentrokan mematikan itu meletus ketika pasukan Maroko menghentikan sebuah kamp yang menampung ribuan pengungsi di kota penting Laayoune di Sahara Barat yang tekah memprotes selama beberapa bulan untu mmeimnta kendisi kehidupan yang lebih baik.
Kekerapa itu bertepatan dengan pembukaan pembicaraan perdamaian yang diperantarai oleh PBB mengenai masa depan wilayah yang diperselisihkan itu.
Sahara Barat dicaplok oleh Maroko setelah para pemukim Spanyol mundur dari wilayah itu pada 1975. Tapi Front Polisario telah melawan kehadiran Maroko hingga PBB memerantarai gencatan senjata pada 1991.
Front Polisario menginginkan referendum untuk memutuskan nasib mereka sendiri yang diorganisir oleh PBB.
Maroko sejauh ini menolak setiap usulan yang melebihi otonomi lebih besar. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Rep. Democratica SAHARA