Jakarta (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) akan fokus pada persoalan perang mata uang dalam pertemuan G20 yang akan diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan, pada 11-12 November 2010.
Dalam konferensi pers bersama Presiden Susilo Bambang Yudhohyono di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, Presiden AS Barack Obama menyatakan saat ini dunia memang belum mencapai pertumbuhan yang seimbang seperti yang dicita-citakan oleh G20 sebagai upaya pemulihan krisis ekonomi global yang terjadi pada akhir 2008.
Beberapa negara, kata Obama, menikmati surplus yang banyak dari permainan pasar mata uang guna mempertahankan keuntungan. Sedangkan akibatnya, ada negara-negara lain yang harus menderita defisit.
Semua negara, lanjut Obama, seharusnya bisa menikmati keuntungan dan surplus apabila diterapkan program yang seimbang sehingga negara-negara yang menikmati surplus akan fokus pada permintaan domestik mereka sedangkan negara-negara yang defisit bisa mengekspor lebih banyak lagi sebagai jalan keluar untuk menekan laju pengangguran.
"Ini yang akan kita diskusikan secara intensif di Seoul. Akan kita buat kemajuan dalam persoalan ini meski tidak akan selesai hanya dalam satu tahap pertemuan," ujarnya.
Kebijakan AS dalam forum G20, menurut Obama, akan fokus untuk menciptakan "win-win situation", sehingga semua negara di dunia dapat terus meningkatkan investasi, memperluas perdagangan, dan semua diuntungkan dari pertumbuhan ekonomi dunia.
Obama menyampaikan keyakinannya bahwa G20 akan sukses mendestabilisasi ekonomi dunia karena sejak pertama kali bertemu pada April 2009 untuk mengatasi krisis ekonomi global, G20 telah berhasil membawa negara-negara dunia kembali ke jalur pertumbuhan.
"Sekarang kita memang masih mempunyai banyak pekerjaan untuk dilakukan. Di Seoul, Korea Selatan, nanti kami akan berdiskusi mengenai tahap lanjutan yang harus diambil. Salah satu tahap kunci adalah menaruh sebuah alat tambahan untuk keseimbangan pertumbuhan," demikian Obama.
(D013/Z002)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010