Jakarta (ANTARA News) - Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapakan Kita (RSJPDHK) Jakarta dalam usianya ke-25 tahun, Selasa (9/11), bertekad menjadi RS berkelas internasional (go internasional) di bidang pelayana penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia, kata Dirut RSJPDHK) Jakarta Dr dr Anwar Santoso, SpJP.
Dirut mengemukakan itu hal dalam peringatan HUT ke-25 di Jakarta, Selasa, yang juga dihadiri jajaran direksi, dewan pengawas, Sesditjen Pelayanan Medik Kemenkes dr Kuntjoro mewakili Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, anggota Wantimpres Siti Fadilah Supari dan dimeriahkan hiburan pelawak eks Sri Mulat seperti Kadir dan Gogon.
Menurut Anwar, RS milik pemerintah itu itu secara bertahap mengepakkan sayapnya dan telah menjadi aset nasional dan menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kardiovaskuler Nasional dan telah ditetapkan Pusat Jantung nasional.
RSJPDHK kini memiliki ratusan dokter spealis ahli jantung dan didukung peralatan canggih dalam pelyanaan penderita jantung, sehinga masyarakat Indonesia termasuk dari kalangan tidak mampu akan mendapat pelayanan kesehatan jantung berstandar nasional dan internasional.
Selain itu, RSJPDHK juga membuat jaringan dengan RS milik pemerintah bertipe A dan B yang berada di provinsi dan sejumlah kabupaten/kota guna menyebarkan keahlian teknik penatalaksanaan jantung kepada dokter speasialis jantung di daerah, sehingga pelayanan kesehatan jantung berstandar nasional dan internasional menyebar secara merata di seluruh Indonesia.
RSJPDHK juga mempelopori RS di provinsi maupun RSUD di kabupaten/kota untuk terus meningkatkan kinerjanya mulai dari SDM, peralatan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga RS dalam negeri akan mampu bersaing dengan RS asing yang masuk ke Indonesia menyusul pemberlakuan era perdagangan bebas ASEAN dan China (CAFTA dan AFTA) pada 2010.
Anwar menambahkan, RSJPDHK sebagai Pusat Jantung Nasional hanya berjumlah satu, sedang pusat jantung regional ada di setiap RS tipe A dan tipe B di sejumlah provinsi dan kabuoaten/kota, seperti di Jakarta yaitu RSCM, RS Fatmawati dan RS Persahabatan.
"Sistem penatalaksanaan pengobatan jantung antara di RSJPDHK dengan sejumlah RS yang menjadi pusat jantung regional adalah setara karena mereka telah memiliki SOP (standar operasional prosedur) yang sama," katanya.
Sejak program Asuransi Sosial Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) diterapkan pada 2006, RSJPDHK telah menerima pasien penderita jantung cukup besar yaitu 876 orang. Jumlah itu terus bertambah setiap tahun, menjadi 1.586 orang (2007), 1.478 orang (2008) hingga menjadi 1.555 orang pada 2009. Pada 2008 Askeskin berubah menjadi Jamkesmas.
Sementara itu, mantan Menkes Siti Fadilah Supari menilai kinerja RSJPDHK saat ini telah berstandar internasional, karena telah memiliki SOP penatalaksanaan penanganan jantung secara internasional yang didukung para ahli jantung yang berpendidikan dari dalam dan luar negeri serta didukung peralatan kesehatan yang canggih.
Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dalam sambutan tertulisnya mengharapkan, agar jajaran RSJPDHK saling bekerja sama dan bahu membahu dalam memberikan pelayanan terbaik dan selalu berada di garis terdepan dalam memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, Menkes meminta direksi menciptakan tata kelola RS yang baik serta meningkatkan proses pendidikan dan penelitian kesehatan yang terstruktur, bermutu dan bertanggung jawab.
Ketua Panitia HUT ke-25 RSJPDHK dr RWM Kaligis, SPpJP (K) melaporkan, acara tersebut bertemakan "25 Tahun RSJPDHK Berprestasi dan Terus Berprestasi" yang antara lain juga diisi kegiatan donor darah, ziarah ke makam pendiri, santunan anak yatim piatu, lomba mewarnai dan pameran foto, serta perlombaan cabang olah raga dan gerak jalan sehat.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010