Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan penting bagi Presiden untuk berkantor di Yogyakarta untuk menangani bencana letusan Gunung Merapi secara lebih cepat.

"Presiden berada di Yogya itu penting guna penanganan yang lebih cepat. Selain itu sebagai seorang pemimpin melihat rakyatnya sedang berduka maka sudah sepantasnaya ia berada di dekat rakyatnya," katanya kepada ANTARA melalui telepon, Senin.

Ia membantah keberadaan Presiden Yudhoyono berkantor di Yogyakarta karena tidak percaya kepada Pemerintah Daerah menangani bencana Merapi.

"Pemberitaan seolah-olah tidak percaya kepada pemerintah daerah itu tidak benar dan dilebih-lebihkan. Semua pemimpin di dunia, melihat rakyatnya dalam bencana dipastikan akan ikut berduka dan bersiap untuk ikut serta dalam penanganan, justru pemimpin yang diam saja patut dipertanyakan," katanya.

Ia juga membantah kalau keberadaan Presiden di Yogyakarta menyulitkan penanganan bencana.

Menurut dia, keberadaan Presiden di Yogayakarta justru untuk memudahkan penanganan bencana Merapi dan memberikan perhatian serta semangat kepada rakyat yang sedang dirudung duka.

"Situasi yang berkembang di Merapi hari ke depan masih tidak menentu, karena situasinya begitu, maka diputuskanlah Presiden kesana bukan hanya koordinasi kebijakan tapi juga supaya lebih dekat kepada rakyat yang sedang dirudung duka, karena ini terkait dengan antisipasi ke depan. Jadi anggapan itu menyulitkan tidak benar, jutru mampu mempercepat pengambilan keputusan," katanya.

Ia mengatakan, Presiden memperhatikan Merapi karena hingga saat ini keadaannya masih belum stabil dan belum dapat diprediksi. Sementara ancaman Merapi masih terus ada.

"Meski saat ini mulai reda, alhamdulillah dan kita berdoa semoga cepat selesai, tapi masih belum bisa diprediksi ke depannya, dan Presiden memperhatikan adanya ancaman ke depan dari Merapi ini. Ancaman Merapi bisa ke segala penjuru Merapi, " katanya.

Ia mengatakan, justru di saat seperti ini dibutuhkan dukungan dari segala komponen bangsa, baik Presiden, pemerintaha propinsi, pemerintah daerah dan juga masyarkat lainnya dalam menangani bencana ini.

"Jangan sampai kita justru diributkan oleh hal-hal yang tidak penting, dan mendiskreditkan satu sama lain, hal itu justru tidak kontributif, padahal masyarakat butuh bantuan," katanya. 

Presiden memutuskan untuk berkantor di Yogyakarta mulai Jumat (5/11), setelah Merapi meletus pada Kamis tengah malam dengan skala yang lebih tinggi dari letusan beberapa hari sebelumnya.
(ANT/A024)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010