Bengkulu (ANTARA News) - Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, memiliki bangunan bersejarah benteng peninggalan masa penjajahan yang masih berdiri kokoh.
Bangunan berupa benteng peninggalan penjajah itu terdapat di Desa Malakoni dan Apoho, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, kata Komandan Korem 041/Gamas Putut Winarno.
"Sebagian bangunan tersebut masih utuh dan memerlukan perawatan untuk menjaga keasriannya serta dapat menghindari pengrusakan oleh yang tidak bertanggung jawab," katanya.
Ia mengatakan bangunan pertahanan bangsa penjajah di pulau terluar itu yang berjarak sekitar 100 mil dari Kota Bengkulu belum dapat dipastikan peninggalan bangsa mana karena belum diteliti oleh para arkeolog dan pemerinta.
"Yang jelas bangunan tersebut berupa benteng pertahanan masa penjajahan di Tanah Air," katanya.
Benda berupa benteng itu ditemukan masyarakat Enggano sejak beberapa tahun lalu, baik yang ada di Desa Malakoni maupun Desa Apoho.
Dengan adanya bangunan tersebut berarti Pulau Enggano mempunyai sejarah bahkan diyakini Enggano memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan, ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan salah seorang tokoh masyarakat Pulau Enggano, Rafli Zen, saat dihubungi melalui telepon menyebutkan, bangunan tersebut sebagian telah hilang akibat terkikis abrasi pantai.
"Sebagian bangunan yang terletak di pinggir pantai di Desa Malakoni sudah ada yang hilang terkikis arus," sebutnya.
Sementara dua bangunan yang masih berdiri kokoh itu berada di Desa Apho dan Malakoni yang terletak jauh dari bibir pantai, hingga saat ini benteng tersebut belum dijamah untuk dijadikan sebagai kebanggan pariwisata di daerah ini.
Kepala Desa Malakoni Kecamatan Enggano Teddy Sunardi mengatakan tiga bangunan tersebut memerlukan perawatan sehingga tidak terbengkalai.
Ia memperkirakan bangunan itu peninggalan penjajahan Jepang, Potugis dan Inggris. Bangunan tersebut berada di Desa Malakoni sebanyak dua bangunan dan satu unit di Desa Apoho terdapat satu unit kondisi sekarang sebagian rusak dan satu unit hilang terkikis abrasi.
"Warga di Pulau Enggano sangat menyayangkan bangunan itu tidak diperhatikan pemerintah, padahal itu aset bangsa," katanya.
(T.ANT-150//I016/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010