Jakarta (ANTARA) - Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) PON XX Papua menyatakan akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi seluruh peserta pesta olahraga multievent nasional itu, yang akan berlangsung dalam 50 hari lagi.
Ketua Panwasrah PON XX Papua Mayjen TNI (Purn) Suwarno mengungkapkan telah bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk menegakkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
"Hasil koordinasi kita kemarin diimbau untuk seluruh KONI Provinsi, lima hari sebelum berangkat, mereka sudah dikarantina di masing-masing provinsi," ujar Suwarno dalam diskusi virtual FMB9, Jumat.
"Sebelum sampai di sana, berangkat sudah ada tes PCR terlebih dahulu, dinyatakan mereka sudah memenuhi syarat, baru berangkat. Sampai di sana juga akan dilakukan pelayanan-pelayanan yang terkait dengan prosedur kesehatan COVID-19 secara ketat," tambahnya.
Baca juga: Optimis tepat waktu, Dinas PUPR Papua genjot kerjaan infrastruktur PON
Sebagai contoh, Suwarno menjelaskan, begitu kontingen datang, apabila ada indikasi di tempat penerimaan, maka akan dilakukan tes antigen. Jika ditemukan gejala yang mengarah pada COVID-19, maka akan dilakukan tes PCR.
"Kalau itu semuanya sudah clear, maka mereka akan masuk ke akomodasi," kata Suwarno.
Di akomodasi, Suwarno melanjutkan, rombongan akan diisolasi untuk dikarantina agar "tidak banyak kontak dengan sesama maupun dengan orang luar."
Khusus untuk layanan akomodasi, kemudian arena pertandingan, menurut Suwarno, pemerintah telah menggariskan bahwa di sekitar tempat-tempat tersebut masyarakat diwajibkan vaksin.
Suwarno mengatakan saat ini 40 persen masyarakat di sekitar lokasi PON telah divaksinasi, dengan target hingga pelaksanaannya nanti sebanyak 70 persen dari total masyarakat sekitar arena maupun tempat akomodasi PON XX Papua.
Kemudian, ia menuturkan pergerakan atlet juga akan dibatasi, yakni hanya dari akomodasi menuju arena pertandingan, baik dalam rangka lathan maupun pertandingan.
Sementara itu, bagi atlet yang nantinya akan bertanding secara kontak langsung, "Kita harapkan sebelum bertanding, mereka melakukan tes antigen, kalau negatif, mereka bisa bertanding," tutur Suwarno.
"Tapi kalau ada indikasi-indikasi yang tidak bisa memungkinkan untuk bertanding, maka yang bersangkutan akan mendapat penanganan secara lebih, dalam bentuk tes PCR dan lain sebagainya," terangnya.
Baca juga: KONI Pusat sebut mayoritas atlet PON Papua sudah divaksin
Baca juga: PB PON Papua sebut pelaksanaan CdM Meeting III direncanakan virtual
Lebih lanjut, ia mengungkapkan apabila ada personel, baik atlet, ofisial maupun panitia pertandingan yang terpapar COVID-19, telah disediakan tempat isolasi di sejumlah rumah sakit oleh bidang kesehatan di Papua.
"Apabila itu mengharuskan untuk kita melakukan penanganan yang lebih, umpamanya harus dievakuasi ke luar, maka mereka juga sudah menyiapkan rumah sakit-rumah sakit rujukan, seperti di Sulawesi, Makassar, Surabaya, Jakarta," ungkap Suwarno.
Di luar dari itu, ia menambahkan bahwa terkait asuransi BPJS juga telah disiapkan, baik itu BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan.
"Dengan harapan nanti pada saat kita melaksanakan PON, tidak akan muncul klaster-klaster baru. Kita ingin PON ini sebagai momentum untuk kebangkitan kita semuanya, kebangkitan bangsa Indonesia, maupun kebangkitan prestasi atlet," tutup Suwarno.
PON XX Papua dijadwalkan berlangsung pada 2 hingga 15 Oktober 2021.
Baca juga: PB PON Papua siapkan kartu pengenal bagi 1.157 wartawan
Baca juga: Kepedulian masyarakat bakal jadi kunci kesuksesan PON Papua
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021