Bogor (ANTARA News) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri meminta anggota taruna siaga bencana di Wasior, Papua Barat, Mentawai, Sumatera Barat, maupun Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah tetap berhati-hati.
"Kami berharap Tagana yang sedang bertugas tetap bersemangat dan berhati-hati di lokasi berbahaya, terutama menjaga komunikasi dan memakai perlengkapan yang memadai," kata Menteri seperti disampaikan Tenaga Ahli Bidang Hubungan Media dan Tata Kelola Pemerintahan Mensos Drs Sapto Waluyo, MSc melalui pesan singkat kepada ANTARA di Bogor, Senin malam.
Ia mengemukakan hal itu terkait gugurnya sejumlah relawan Tagana saat membantu proses evakuasi masyarakat korban letusan Gunung Merapi, khususnya di Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mensos sempat menengok lokasi Selo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang jaraknya hanya 4,5 km dari puncak Merapi, sebelum terjadi erupsi kedua.
"Di Selo, kami berjumpa Tagana asal Jepara, mereka bertugas sejak hari pertama erupsi. Perjuangan 1.500 Tagana dari berbagai daerah untuk evakuasi, dapur umum dan distribusi logistik sangat berat. Kami apresiasi mereka semua," katanya.
Mensos juga menyampaikan bela sungkawa dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Tagana yang gugur dalam tugas.
"Mereka telah berjuang menyelamatkan warga pengungsi bersama prajurit TNI, tim SAR dan relawan lainnya dengan bertaruh nyawa. Kami akan beri santunan yang layak kepada ahli waris/keluarganya, dan penghargaan khusus atas jasanya," katanya.
Sementara itu, Sapto Waluyo menambahkan bahwa Mensos juga menyatakan prihatin dengan hilangnya empat Tagana di Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni Supriyanto, Supriyadi, Samiyo dan Suyatno saat mengevakuasi masyarakat di sekitar Merapi.
"Sebelumnya dua Tagana gugur dalam tugas yakni Slamet Ngatiran (Kinahrejo) dan Aryatni (Glagaharjo), mereka berupaya menyelamatkan pengungsi dan mempertaruhkan nyawa sendiri," kata Mensos.
Saat ditanya apakah Tagana yang gugur dalam tugas kemanusiaan itu akan mendapatkan penghargaan dari negara, ia menjelaskan, pihaknya sedang mencari tahu prosedurnya.
"Insya Allah, saat ini sedang di cek prosedurnya, yang jelas keluarganya mendapat santunan Rp5 juta," katanya.
(A035/N002)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010