Bantul (ANTARA News) - Jumlah korban letusan awan panas Gunung Merapi yang mengungsi di sejumlah wilayah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tercatat sebanyak 9.900 orang.

"Pascaletusan Gunung Merapi membuat warga yang mengungsi ke kabupaten ini terus bertambah dan hingga kini kami mencatat sebanyak 9.900 orang mengungsi di Bantul," kata Kepala Dinas Sosial Bantul Mahmudi di Bantul, Senin.

Menurut dia, para pengungsi yang sebagian besar warga Kabupaten Sleman tersebut berada di sejumlah permukiman penduduk, sekolah, balai, dan panti yang tersebar di 17 kecamatan di kabupaten ini.

"Tiga kecamatan yang sebaran pengungsinta terbanyak berada di Kecamatan Piyungan 3.094 orang dan kecamatan Kasihan termasuk di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) 2.313 orang, sedangkan di Banguntapan termasuk di Jogja Ekspo Center (JEC) 700 orang," katanya.

Mahmudi mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan sejumlah pengelola di tempat pengungsian untuk terus mendata nama sehingga diketahui asal-usul warga yang menjadi korban Gunung Merapi.

"Hal tersebut bertujuan untuk keperluan mendistribusikan bantuan sehingga logistik yang diterima pengungsi tepat sasaran dan bermanfaat untuk mempertahankan kelangsungan hidup selama berada di pengungsian," katanya.

Ia mengatakan untuk memaksimalkan pendistribusian bantuan tersebut terus dilakukan koordinasi dengan sejumlah posko bantuan. Pemkab telah mendirikan posko di enam titik sesuai dengan fungsinya.

"Sejak beberapa hari lalu kami telah menyiapkan posko pengumpulan bantuan di Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Bantul, rumah dinas bupati, Dinas Pendidikan, Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas)," katanya.

Ia mengatakan sejumlah posko tersebut telah disiapkan untuk mengatasi permasalahan penanganan pengungsi, di antaranya kesehatan, pendidikan, dan pemberian air bersih.

"Kami akan mengupayakan penanganan maksimal bagi korban Merapi di Bantul agar mereka tetap dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari meski berada di pengungsian, karena ini merupakan tanggung jawab bersama.

(ANT-068/M008/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010