Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Senin siang, bertahan pada level 8.905/8.915 per dolar AS, bergerak dalam kisaran sangat sempit karena pelaku pasar masih menunggu realisasi pengucuran dana stimulus bank sentral AS.

Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, mengatakan, rupiah masih belum berubah karena pelaku pasar terutama asing masih belum aktif membeli rupiah, meski indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat.

Kalau Indeks BEI membaik, menurut dia, rupiah biasanya ikut menguat namun mata uang lokal itu sampai saat ini masih belum bergerak naik.

Edwin Sinaga mengatakan, rupiah sebelumnya sempat mencapai di bawah angka 8.900 per dolar, namun tidak bertahan lama karena Bank Indonesia melakukan intervensi pasar.

BI khawatir rupiah akan terus menguat apabila posisinya dibawah angka 8.900 per dolar, katanya.

Menurut dia, rupiah masih bisa menguat hingga di bawah angka 8.900 per dolar, bahkan mencapai level Rp8.800 per dolar apabila pelaku asing kembali aktif menginvestasikan dananya di pasar saham.

Pada saatnya rupiah akan kembali menguat hingga berada di level 8.800 per dolar, apabila pelaku asing aktif menempatkan dananya di pasar, ujarnya.

Rupiah, lanjut dia, akan terpicu oleh kembali masuknya arus modal asing ke pasar modal domestik, mereka saat ini masih hati-hati masuk pasar menunggu proses penambahan dana paket stimulus AS.

Karena itu peluang rupiah untuk naik masih besar hanya menunggu aksi beli asing, apalagi Indonesia masih merupakan pasar yang potensilal., katanya.

Peluang rupiah untuk berada dibawah 8.900 masih besar karena pelaku asing komitmen untuk tetap bermain di pasar domestik, katanya.

(H-CS/A023/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010