Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir pekan ditutup melemah tipis sejalan dengan koreksi bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup melemah tipis 0,16 poin ke posisi 6.139,49. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,54 poin atau 0,66 persen ke posisi 851,39.
"IHSG bergerak melemah seiring minimnya sentimen yang dominan yang dapat menjadi katalis positif indeks. Sementara faktor kondisi pandemi mulai membaik dimana terjadi penurunan tren terinfeksi di Jawa-Bali dan program vaksinisasi nasional tentunya akan memberikan herd immunity," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Meskipun terjadi penurunan, namun penyebaran COVID-19 di dalam negeri yang masih terjadi dan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang masih terus dilakukan, masih menjadi perhatian pelaku pasar dan investor.
Sementara itu, bursa regional Asia cenderung melemah. Bursa regional Asia tampaknya kehilangan momentum di saat bursa Amerika Serikat dan Eropa di jalur positif yang ditopang rilis data pengangguran AS yang mengalami penurunan.
Departemen Tenaga Kerja AS dalam rilisnya mengklaim pengangguran baru mingguan tercatat sebanyak 375.000, sesuai dengan ekspektasi pasar dan turun dari minggu sebelumnya yang mengalami kenaikan revisi menjadi 387.000. Data tersebut menggambarkan bagaimana telah terjadi pemulihan di sektor tenaga kerja.
Sementara pelaku pasar dan investor di kawasan Asia memiliki kekhawatiran yang berkelanjutan tentang potensi tindakan keras peraturan baru di China dan dampak dari varian delta yang melonjak di beberapa negara di kawasan itu.
Pemerintah China yang merilis cetak biru lima tahun menyiratkan regulasi lebih ketat di sektor ekonomi. Kebijakan itu tertuang dalam dokumen yang dikeluarkan oleh Dewan Negara dan Komite Sentral Partai Komunis.
Dari dokumen itu, pejabat berwenang menyatakan akan membuat undang-undang (UU) yang mengatur sektor keamanan nasional, teknologi dan monopoli, serta bidang yang melibatkan orang asing.
Pasar tampaknya khawatir hal itu akan meningkatkan risiko regulasi dan geopolitik yang akan membebani prospek pertumbuhan jangka menengah China.
Dibuka menguat, berselang sejam IHSG menuju ke zona merah dan bertahan hingga akhir sesi pertama perdagangan. Pada sesi kedua, IHSG tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga bursa saham ditutup.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat dimana sektor perindustrian naik paling tinggi yaitu 0,71 persen, diikuti sektor barang konsumen primer dan sektor keuangan masing-masing 0,65 persen dan 0,55 persen.
Sedangkan tujuh sektor terkoreksi dimana sektor barang konsumen non primer turun paling dalam yaitu minus 1,66 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor infrastruktur masing-masing minus 1,55 persen dan minus 1,1 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau "net foreign buy" sebesar Rp444,31 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.272.439 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,34 miliar lembar saham senilai Rp13,59 triliun. Sebanyak 198 saham naik, 319 saham menurun, dan 141 tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 37,87 poin atau 0,14 persen ke 27.977,15, indeks Hang Seng turun 126,2 poin atau 0,48 persen ke 26.391,62, dan indeks Straits Times terkoreksi 19,56 poin atau 0,61 persen ke 3.163,24.
Baca juga: Rupiah akhir pekan ditutup melemah, di tengah minimnya sentimen
Baca juga: Wall Street sedikit menguat di tengah rilis data baru ekonomi AS
Baca juga: Saham China akhir pekan merosot, tertekan saham produsen chip
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021