BeBoyolali (ANTARA News) - Pemerintah berencana akan membangun tempat pengungsian permanen atau aula untuk menampung para pengungsi bencana alam letusan Gunung Merapi.

Pemerintah sudah memikirkan diperlukan adanya aula untuk pengungsian, karena peristiwa bencana alam Letusan Gunung Merapi tidak hanya sekali, namun sudah sering terjadi, kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Muhammad Nuh, saat meninjau Pos pengungsian di SMK Negeri 1 Boyolali, Senin.

Menurut Mendiknas, pemerintah melalui program sekolah-sekolah yang di radius tertentu akan dibangunkan aula tersebut. Aula pada hari biasa dapat digunakan untuk olahraga atau rapat, tetapi dalam kondisi tertentu dapat digunakan untuk menampung pengungsi.

"Kita yang penting kegotongroyongan untuk memperdalam dan mempertajam kemanusiaan kita," kata Mendiknas.

Mengenai titik-titik rencana pembangunan aula untuk penampungan pengungsi, kata Mendiknas, pihaknya akan melihat sejumlah daerah untuk diizinkan menentukan tempat strategis terkait bencana Merapi.

"Kita akan siapkan dananya kalau sudah dapat menentukan kawasannya. Diharapkan, tahun 2011 siap dilaksanakan," ujarnya..

Menurut Mendiknas, pihaknya masih melihat kondisi untuk titik-titik rencana pembangunan aula tersebut. Hal ini, bagian dari skala prioritas yang segera dilaksanakan.

Selain itu, Mendiknas juga akan memperlajari kebijakan lokal atau `lokal wisdom` di dalam proses pembelajaran. Masyarakat dapat dikenalkan lebih dini dari awal fenomena Merapi.

"Termasuk dari proses evakuasi hingga rehabilitasi perlu dimengerti oleh masyarakat sekitar Merapi," katanya.

Mengenai kondisi trauma pengungsi terutama bagi anak-anak, pihaknya akan melibatkan sejumlah perguruan tiggi untuk pendampingan memberikan motivasi semangat agar mereka tidak stres dan tetap menjaga semangat belajar.

Menyinggung jadwal ujian nasional yang akan digelar bulan Desember tahun ini, kata Mendiknas, pihaknya tidak berharap kondisi seperti ini akan berlangsung lama.

Namun, lanjut dia, jika digelas UN, maka siswa di pengungsian akan mendapatkan perlakukan khusus. Bahkan, pihaknya dapat menunda UN untuk siswa lereng Merapi.

"Setiap yang khusus mereka harus diperlakukan dengan khusus juga," katanya.

Sementara Pemkab Boyolali untuk menampung puluhan ribu pengungsi warga lereng Merapi, dengan memanfaatkan 23 gedung sekolah. 23 gedung sekolah itu, mampu menampung sekitar 16.140 jiwa dari 30.018 jiwa seluruhnya.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010