Bogor (ANTARA News) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menyatakan berkabung atas gugurnya taruna siaga bencana (Tagana) yang bertugas membantu mengevakuasi korban bencana letusan Gunung Merapi di Yogyakarta.
"Mensos menyatakan berkabung dan terus menyemangati Tagana di semua wilayah bencana, baik di Merapi, Mentawai, Sumatra Barat, dan Wasior, Papua Barat, dan menyatakan pengorbanan mereka sangat berarti bagi bangsa," kata Tenaga Ahli Bidang Hubungan Media dan Tata Kelola Pemerintahan Kementerian Sosial, Sapto Waluyo, melalui pesan singkat kepada ANTARA di Bogor, Minggu malam.
Menurut Sapto, Mensos juga menyatakan prihatin dengan hilangnya empat orang Tagana di Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni Supriyanto, Supriyadi, Samiyo dan Suyatno saat mengevakuasi masyarakat di sekitar Merapi.
"Sebelumnya dua Tagana gugur dalam tugas, yakni Slamet Ngatiran (Kinahrejo) dan Aryatni (Glagaharjo), mereka berupaya menyelamatkan pengungsi dan mempertaruhkan nyawa sendiri," kata Mensos.
Sementara itu, Sapto Waluyo saat ditanya apakah Tagana yang gugur dalam tugas kemanusiaan itu akan mendapatkan penghargaan dari negara, ia menjelaskan hal itu sedang di cek prosedurnya.
"Insya Allah, saat ini sedang di cek prosedurnya, yang jelas keluarganya mendapat santunan Rp5 juta," katanya.
Menurut dia, empat Tagana pada Sabtu (6/11) dinyatakan masih hilang di Glagaharjo, sedangkan pada hari Minggu ini, pihaknya mendapatkan laporan ada lima orang Tagana yang terjebak "wedus gembel" (sebutan untuk awan panas akibat letusan Gunung Merapi) di Umbulharjo, dan kabarnya tidak bisa diselamatkan.
Sedangkan Mensos, kata dia, juga meminta semua pihak tidak lagi menyoroti kelambanan pihak manapun, tapi justru saat ini yang sangat dibutuhkan adalah ikut memberi solusi.
Kementerian Sosial, kata dia, telah mobilisasi sekurangnya 1.500 Tagana ke empat kabupaten di sekitar Gunung Merapi, yakni Sleman, Yogyakarta, serta Magelang, Klaten dan Boyolali, Jawa Tengah.
Tagana, menurut laman taganaindonesia.blogspot.com, pada hakikatnya adalah wadah berhimpun seluruh kekuatan komponen penanggulangan bencana berbasis masyarakat khususnya dari unsur generasi muda.
Kata-kata taruna memiliki arti generasi muda, dan kata siaga memiliki arti segala upaya kesiapsiagaan dalam kondisi apa pun, dan kata bencana adalah tantangan dan masalah yang harus diselesaikan.
Tujuan utama pemerintah untuk menyatukan visi, misi dan tindakan dalam penanggulangan bencana dengan menyatukan pada satu korps yaitu Korps Penanggulangan Bencana Indonesia dengan nama Taruna Siaga Bencana atau Tagana.
(A035/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010