Bengkulu (ANTARA News) - Banjir akibat air laut pasang kembali merendam ratusan rumah warga di Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu.

"Seluruh rumah dan pertokoan di daerah ini terendam banjir yang ketinggiannya melebihi banjir serupa pada 11 Oktober lalu yakni mencapai 60 centimeter," kata Ketua RT 12 Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu Rusli, Minggu.

Ia mengatakan, banjir ini terjadi akibat gelombang air laut pasang.

Ia mengatakan, air mulai menggenangi rumah warga Sabtu (6/11) pukul 17.00 WIB dan mencapai puncak ketinggian sekitar pukul 19.00 WIB.

"Banjir pasang akibat gelombang naik tersebut kembali surut pada pukul 21.00 WIB," ujarnya.

Bencana banjir pasang kali ini lebih parah dibandingkan dengan banjir pasang pada awal Oktober lalu karena rumah warga lebih banyak yang terendam, ketinggiannya meningkat dari 50 centimeter menjadi 60 centimeter dan arusnya deras.

Akibat banjir pasang yang datang secara tiba-tiba dan berlangsung sangat cepat tersebut warga tidak sempat lagi menyelamatkan harta benda yang berada di dalam rumah sehingga banyak yang terendam air.

Ia menerangkan, perlengkapan rumah tangga yang terendam banjir pasang antara lain meja kursi, lemari, kulkas,dan peralatan memasak warga.

"Rumah dan pertokoan yang terendam banjir pasang sekitar 170 unit yang tersebar di tiga lokasi yakni di RT 11,12 dan 13," katanya.

Banjir pasang tersebut juga mengakibatkan dermaga Nusantara Pulau Baai Bengkulu tergenang air setinggi mata kaki orang dewasa.

Adapun jumlah kerugian akibat banjir pasang tersebut masih dalam proses pendataan karena banjir masih terjadi dan warga masih sibuk menyelamatkan harta bendanya.

"Bencana banjir akibat gelombang pasang diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan sehingga warga mulai memindahkan perlengkapan rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi," ujarnya.

Berdasarkan pengalaman Rusli, banjir akibat gelombang pasang terjadi selama seminggu.
(T.ANT-213/Z002/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010