Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Minggu, aktivitas seismik Gunung Merapi hingga saat ini masih tinggi sehingga kalangan masyarakat diminta waspada dengan mematuhi jarak aman dalamradius 20 kilometer.
Laporan pengamatan Gunung Merapi dari Pos Ketep melaporkan pada Minggu, pukul 09.00 WIB, telah terjadi banjir lahar skala kecil di Kali Pabelan Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang diikuti hujan abu dan pasir dalam radius 10 km dari puncak Gunung Merapi.
Masyarakat di Ring Road Barat Daerah Istimewa Yogyakarta dan di Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, masih mendengar suara gemuruh dan menggelegar dari puncak gunung yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo mengatakan pihaknya telah memasang dua alat seismometer yang ditempatkan di Ketep dan Museum Gunung Merapi untuk melengkapi alat di Pos Plawangan.
Kedua alat tersebut digunakan untuk menggantikan tiga alat pemantauan yang telah rusak terkena letusan Gunung Merapi. "Kemungkinan besar masih akan ada lokasi baru, tetapi masih dikaji lokasi yang aman sekaligus mampu memancarkan sinyal yang baik ke BPPTK," katanya.
Energi yang tersimpan di Gunung Merapi masih cukup besar sehingga Badan Geologi masih belum dapat memprediksi kapan letusan gunung api aktif tersebut akan berakhir.
"Sejak 3 November 2010 hingga kini Merapi telah empat hari meletus tanpa henti yang berarti bahwa energi yang tersimpan di gunung tersebut masih tetap tinggi," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar,
(U.E013/B015/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010