Yogyakarta (ANTARA News) - Aktivitas perdagangan di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu, mulai pulih meskipun abu letusan Gunung Merapi masih menyelimuti kota ini.
Padahal, sebelumnya aktivitas perdagangan di kota ini "lumpuh" pascaletusan awan panas vulkanik Gunung Merapi pada Jumat (5/11) dini hari yang merenggut korban sebanyak 88 jiwa.
Aktivitas kalangan masyarakat saat itu hampir tidak ada karena sebagian sekolah diliburkan, karyawan/pegawai memilih libur, pusat perdagangan, pasar tradisional, toko, dan warung-warung banyak yang tutup karena takut terkena abu vulkanik Merapi.
Namun, kini aktivitas kalangan masyarakat, pusat perdagangan, pasar tradisional, toko, dan warung sudah mulai buka dan pulih kembali.
"Kami baru berani membuka toko pada Sabtu (6/11) setelah hujan abu vulkanik Gunung Merapi mulai agak mereda. Meskipun saat ini abu masih menyelimuti kota," kata Sudarwanti (45) penjual aksesori di emperan Jalan Malioboro Yogyakarta.
Ia mengaku pendapatannya menurun drastis pascaletusan Gunung Merapi. "Kami sejak buka pada Sabtu (6/11) hingga Minggu hanya ada 10 orang yang membeli aksesori, padahal sebelumnya berjualan selama dua hari sudah ada pembeli 60 orang," katanya.
"Pembeli di Pasar Beringharjo Yogyakarta pada Jumat (5/11) sepi, banyak masyarakat memilih tidak keluar rumah untuk berbelanja karena hujan abu masih menyelimuti kota ini takut terkena sakit paru-paru dan mata akibat menghirup abu vulkanik," kata pedagang batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta Suminem (52).
Suminem mengaku pada Jumat (5/11) memang berjualan dengan membuka kios batiknya di Pasar Beringharjo Yogyakarta karena jika libur maka tidak bisa mendapatkan penghasilan. "Saya tetap nekat berjualan meskipun pedagang lain banyak yang libur," katanya.
Sementara itu, perkampungan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman mulai ramai karena banyak penghuni yang sudah keluar rumah dengan memakai masker untuk menjalankan aktivitas meskipun abu vulkanik letusan Gunung Merapi masih menyelimuti daerah tersebut.
Suasana di jalan-jalan protokol di Kota Yogyakarta sudah dipadati arus lalu lintas, sedangkan lalu lintas di Jalan Kaliurang, Jalan Monjali, dan Jalan Turi, Kabupaten Sleman, cukup padat. Masyarakat banyak yang kembali ke rumah untuk mengambil pakaian dan keperluan lain dan sekadar menengok rumah.
(L.B015*E013/H010/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010