Tokyo (ANTARA News) - Ketidakpercayaan antara rakyat Jepang dan China terus berkembang, menurut hasil survei Minggu, pada saat sengketa wilayah bergelora lebih dari dua bulan setelah tabrakan kapal di perairan yang disengketakan.
Surat kabar Jepang Yomiuri Shimbun dan sebuah majalah mingguan China yang dikelola oleh kantor berita negara Xinhua secara bersama mengadakan jajak pendapat mencakup 1.040 orang di masing-masing negara pada bulan lalu.
Sekitar 87 persen responden Jepang mengatakan mereka "tidak bisa mempercayai" China, atau meningkat dari 69 persen dari tahun lalu, sedangkan 79 persen responden China mengatakan mereka memiliki perasaan sama mengenai orang Jepang, atau naik dari 63 persen, demikian hasil jajak pendapat menunjukkan.
Di Jepang, 80 persen responden mencatat bahwa sengketa wilayah akan terus menjadi "satu hambatan besar" dalam hubungan Jepang-China, sedangkan 89 persen juga mengatakan mereka merasa gelisah atas tumbuhnya pengaruh diplomatik China.
Sekitar 90 persen responden Jepang mengatakan hubungan Jepang-China memburuk, dengan 81 persen warga China berpandangan sama mengenai hubungan kedua negara, menurut survei itu.
Demonstrasi-demonstrasi telah terjadi di China dan Jepang pada saat rakyat di kedua negara terus mengecam tetangga mereka berkaitan dengan sengketa, yang berpusat pada kepulauan tak berpenghuni di Laut China Timur yang diklaim oleh Tokyo dan Beijing.
(Uu.H-AK/S004/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010