Kami ingin pendidikan informal dengan konsep alam dan bisa memperkaya pengetahuan anak-anak di pesisir
Ambon (ANTARA) - Organisasi lingkungan hidup di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Moluccas Coastal Care membangun rumah belajar untuk anak-anak di Kepulauan Banda Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, guna mendorong peningkatan pengetahuan terkait bahari dan perlindungan ekositem laut.
"Pembangunan rumah belajar di Pulau Lonthoir baru selesai hari ini, dalam beberapa hari ke depan sudah bisa difungsikan, karena kami ingin pendidikan informal dengan konsep alam dan bisa memperkaya pengetahuan anak-anak di pesisir," kata Direktur Moluccas Coastal Care Teria Salhuteru di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan saat ini Moluccas Coastal Care telah membangun tiga rumah belajar untuk anak-anak pra sekolah dan pelajar SD serta SMP di Kampung Laga, Pulau Run, Pulau Lonthoir dan Kampung Laga yang berada di bawah kaki Gunung Api Banda.
Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kelautan dan mendorong perubahan perspektif tentang perlindungan laut yang mengacu pada pelestarian lingkungan, kata dia, aktivitas belajar-mengajar menggunakan metode visual, santai dan menyenangkan dengan melibatkan warga lokal sebagai tenaga pengajar.
Dijelaskannya bahwa proses belajar di Pulau Run dilaksanakan tiap Senin dan Rabu selama dua jam pada pagi dan siang, dengan jumlah peserta lebih dari 30 anak SD dan SMP, karena selain pengetahuan seputar kelautan, mereka juga diajarkan tentang teknologi dan penggunaan komputer.
Sedangkan di Kampung Laga, aktivitas belajar hanya dilaksanakan pada Sabtu siang atau sore, dengan jumlah peserta sebanyak 17 anak usia empat tahun hingga kelas enam SD.
"Rumah belajar di Kampung Laga mulai aktif April, sedangkan di Lonthoir baru Juli kemarin. Kami punya mimpi besar anak-anak inilah yang nantinya jadi pemimpin untuk membangun Banda," katanya.
Menurut dia kendala terbesar yang saat ini dihadapi oleh rumah belajar Moluccas Coastal Care adalah sulitnya akses jaringan internet dan listrik. Tidak semua wilayah di sana telah tersedia dengan dua fasilitas tersebut.
Di Pulau Run misalnya, pulau yang sempat pernah ditawarkan oleh Inggris kepada Hindia-Belanda untuk ditukar dengan Manhattan tersebut, sama sekali tidak memiliki akses jaringan internet, dan listrik hanya menyala pada pukul 18.00 WIT hingga 23.00 WIT.
Akibatnya para pengajar di rumah belajar Moluccas Coastal Care harus bolak-balik ke Banda Neira hanya untuk mengunduh video dan bahan ajar bagi anak-anak di sana, dan menggunakan panel surya untuk menyalakan infokus.
"Kami berharap pemerintah juga jangan terlalu lambat untuk mengurusi pendidikan anak-anak di pulau-pulau. Anak-anak Run kesulitan internet dan listrik sementara mereka harus belajar dan ujian sekolah dengan internet," demikian Teria Salhuteru.
Baca juga: Green Moluccas galakkan adopsi mangrove
Baca juga: Sekolah alam Toisapu siapkan generasi peduli lingkungan
Baca juga: Econusa gunakan jaring bersihkan laut Banda Neira
Baca juga: DFW: Atasi rumpon tanpa izin di Laut Banda
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021