Pringsewu, Lampung (ANTARA News) - Sejumlah perajin gula merah di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung menyatakan bahwa setiap produksinya tidak menggunakan bahan pengawet atau formalin.

"Kami hanya menggunakan gamping atau batu kapur untuk bahan campurannya yang digunakan untuk mempercepat atau mempermudah pengeringan saat pencetakan," ujar Kasidi, salah satu perajin Gula merah, di Dusun Pujosari, Pekon Mataram, Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, Minggu.

Menurut dia, pembuatan gula merah dari nira kelapa tersebut tidak memerlukan bahan pengawet apapun karena dengan demikian hasil produksinya lebih aman untuk dikonsumsi.

"Usaha pembuatan gula merah dari nira pohon kelapa itu sudah dilakukan atau dikembangkan sejak Tahun 1921 yang dulunya merupakan usaha sampingan selain bertani," ujar dia.

Namun, sambungnya, saat ini sebagian petani kelapa mulai menekuni usaha pembuatan gula merah karena hasilnya yang cukup lumayan sehingga dapat meningkatkan penghasilan petani.

Ia menerangkan pembuatan gula merah di daerah itu merupakan usaha yang sudah sejak dulu dan dilakukan secara turun temurun hingga sekarang.

"Setiap harinya rata-rata seluruh perajin di satu dusun tersebut bisa menghasilkan dua ton lebih gula merah dari ratusan perajin gula merah," ujar dia.

Senada dengan perajin lainnya, Uswatun, mengatakan, kegiatan membuat gula merah itu dilakukan sudah sejak lama karena usaha itu merupakan usaha turun temurun warga setempat selain usaha lainnya yaitu bertani.

"Usaha pembuatan gula merah itu sangat membantu petani untuk meningkatkan pendapatannya sehingga kami terus menekuni usaha itu," kata dia.

Sedangkan, ia menjelaskan untuk pembuatan atau memproduksi gula merah membutuhkan waktu sekitar tujuh hingga delapan jam setiap harinya.

"Setiap kali pembuatan kami juga tidak menggunakan formalin atau bahan pengawet untuk campuran gula merah dari nira tersebut, sehingga dapat dipastikan produksi gula merah asal Pringsewu aman untuk dikonsumsi," tegas dia.

Namun, kata dia lagi, untuk kualitas gula merah sendiri ada dua yaitu kualitas bagus dan kualitas yang kurang bagus karena terkadang pembuatan gula tersebut tidak seluruhnya memperoleh hasil yang bagus.

"Gula merah kualitas bagus digunakan untuk pasaran yang ada di Provinsi Lampung dan luar Lampung, sedangkan kualitas di bawahnya diambil oleh pabrik kecap sebagai bahan tambahan membuat kecap," ujar dia.(*)
(ANT-050/Z002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010