Paris (ANTARA News/Reuters) - Pemimpin serikat pekerja di Prancis melangsungkan unjukrasa lanjutan di berbagai wilayah negara itu pada Sabtu untuk menunjukkan ketidakpuasan atas perubahan usia pensiun, walau aturan tersebut sudah disahkan parlemen.

Pemimpin serikat pekerja CGT Bernard Thibault mengatakan kepada harian "l`Humanite" bahwa organisasinya mendapat 8.500 anggota baru sejak unjukrasa dua bulan lalu, namun ia juga mengurangi harapannya mengenai pencapaian satu juta orang, yang akan turun ke jalan dalam puncak gerakan mereka.

"Saya hanya dapat mengatakan bahwa ratusribuan orang turun ke jalan pada hari ini," katanya.

Serikat pekerja berpengaruh lain bahkan dengan terus terang mengatakan bahwa pada unjukrasa pada malam Sabtu tersebut, dukungan massa beberapa dalam bulan belakangan berkurang.

"Bila hari ini saya mengatakan, `kami akan mendesak presiden mundur`, tidak akan ada yang percaya," kata Francois Chereque, ketua serikat pekerja CFDT. "Mereka akan berkata, `ia bermimpi`."

Presiden Nicolas Sarkozy menolak menyerah atas undang-undang utama semasa kepemimpinannya, meski terjadi unjukrasa delapan hari dan mogok umum, yang sesaat menyebabkan kelangkaan bahan bakar dan gangguan angkutan.

Undang-undang itu, yang sekarang menunggu yang diperkirakan sebagai "izin bebas halangan" dari dari Mahkamah Konstitusi Prancis sebelum Sarkozy mensahkan rancangan aturan itu menjadi undang-undang, berisi peningkatan usia pensiun menjadi usia 62 tahun dan usia pensiun sepenuhnya menjadi 67 tahun.

Undang-undang itu, menurut jajak pendapat, berlawanan dengan suara dua pertiga hingga seperempat rakyat Prancis, membuat Sarkozy kehilangan ketenarannya dan menjadikan pemerintahannya berada dalam kesulitan, sementara ia mendapat dukungan penuh pada 2007, karena janjinya mengatasi krisis.

Kekukuhannya memicu persatuan kuat langka serikat pekerja untuk melakukan unjukrasa berminggu-minggu, mogok kerja 24 jam dan mogok kerja bergantian pekerja di bidang kereta api dan pengolahan minyak.

Namun, kesatuan serikat kerja itu sekarang berada di ujung tanduk, karena serikat kerja tengah CFDT mengisyaratkan saatnya bergerak.

Pemimpin serikat pekerja CGT Thibaulut berada dalam tekanan besar untuk memperkuat barisan. Pemimpin CGT berusaha melakukan pemogokan bergilir di tempat strategis, seperti, di penyulingan minyak, sebagai puncak gerakan protes mereka, yang tidak diinginkan pemimpin negara.

Suasana mendung dan gerimis mengancam menggagalkan unjukrasa di Paris, yang dijadwalkan dimulai pada pukul 14.30 (20.30 WIB) pada Sabtu.

Undang-undang untuk menyeimbangkan keuangan akibat pelonjakan jumlah pensiunan itu sehubungan dengan jumlah pekerja, karena uang pensiun berasal dari pajak pekerja, disahkan parlemen pada 27 Oktober.

Unjukrasa pertama setelah pensahan undang-undang itu berlangsung pada 28 Oktober dengan 560.000 orang turun ke jalan, berdasarkan atas perhitungan pemerintah, atau separuh dari jumlah pengunjukrasas sebelumnya.(*)

(Uu.KR-DLN/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010