Kebijakan ganjil genap diharapkan bisa menekan mobilitas dan menjaga momentum penurunan kasus COVID-19

Cirebon (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Jawa Barat, Agus Mulyadi mengatakan penerapan rekayasa lalu lintas sistem ganjil genap yang akan diterapkan pada Senin (16/8) depan, merupakan upaya menjaga momentum penurunan kasus COVID-19.

"Kebijakan ganjil genap diharapkan bisa menekan mobilitas dan menjaga momentum penurunan kasus COVID-19 dengan curam," kata Agus Mulyadi, di Cirebon, Kamis.

Ia mengatakan dengan diterapkannya sistem ganjil genap di delapan jalan protokol, diharapkan mobilitas warga dapat berkurang, agar penyebaran COVID-19 bisa ditekan.

Menurutnya, setelah diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Cirebon sudah mulai menunjukkan penurunan, apabila dibandingkan bulan Juli 2021 yang setiap harinya bisa mencapai 100 kasus lebih.

Sedangkan pada bulan Agustus ini, kata Agus, kasus terkonfirmasi positif harian menjadi di bawah 30 orang per hari.

Dia menyatakan, penurunan kasus tersebut harus dijaga, agar bisa mempercepat penanganan.

"Momentum penurunan curam ini harus benar-benar dijaga, agar bisa cepat selesai," katanya pula.

Agus menambahkan, meskipun sudah ada penurunan, akan tetapi kasus terkonfirmasi positif COVID-19 belum seperti pada bulan Desember tahun 2020, untuk itu penurunan kasus harus terus dapat ditekan.

Selain itu, lanjut Agus, Kota Cirebon juga masih menerapkan PPKM Level 4, namun sudah ada beberapa kebijakan pelonggaran, seperti halnya pembukaan mal atau pusat perbelanjaan.
Baca juga: Mal di Cirebon diizinkan buka, dengan batasan usia
Baca juga: Kasus harian COVID-19 di Cirebon tambah 13, terendah selama PPKM

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021