Sebagai pejabat publik, Wali Kota harus memberikan ruang konfirmasi kepada jurnalisTanjungpinang (ANTARA) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Tanjungpinang menyayangkan sikap arogansi yang ditunjukkan Wali Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Rahma bersama ajudannya yang terkesan menghalang-halangi kerja pers di lapangan untuk mendapatkan informasi.
"Apalagi rekan-rekan pers sudah menggunakan cara-cara yang profesional untuk melaksanakan kerja di lapangan," kata Ketua AJI Kota Tanjungpinang Jailani, Kamis.
Jailani menyebut pada dasarnya pers mempunyai kemerdekaan dalam menjalankan profesinya.
Untuk menjamin kemerdekaan pers, katanya, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi sesuai dengan UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Pasal 4 ayat (3). Ini berarti pers tidak dapat dilarang untuk menyebarkan suatu berita atau informasi jika memang hal tersebut berguna untuk kepentingan publik.
“Dalam melaksanakan tugas jurnalistik, pers/wartawan Indonesia harus menempuh cara-cara yang profesional. Artinya, pihak mana pun harus menghormati kerja-kerja tersebut, apalagi bagi seorang wali kota yang merupakan figur publik seharusnya turut mendukung kebebasan pers,” ujar Jailani.
Menurut dia, sudah beberapa kali berganti Wali Kota Tanjungpinang ini, namun belum ditemukan adanya tindakan-tindakan yang seperti yang ditunjukkan Rahma dan ajudannya.
Menurutnya lagi, jurnalis bekerja untuk mengabarkan informasi yang layak dipublikasi. Tidak ada alasan mengusir, dan menolak wartawan saat akan melakukan kegiatan peliputan, sepanjang sudah dilakukan dengan cara-cara yang profesional sesuai dengan kode etik jurnalistik.
“Sebagai pejabat publik, Wali Kota harus memberikan ruang konfirmasi kepada jurnalis. Sikap ini menunjukkan ia mendukung kebebasan pers dan memahami kedudukan UU Pers,” ujarnya pula.
Persoalan ini berawal ketika sejumlah awak media hendak mewawancarai Rahma, usai melantik sejumlah pejabat di Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Senggarang, Selasa (10/8).
Namun dalam kesempatan itu, Rahma tidak menggubris wartawan yang hendak bertanya. Justru ia meminta ajudannya menghalangi serta mengusir wartawan.
"Saat itu, Rahma langsung masuk mobil dan pergi meninggalkan wartawan," ujar Jailani.
Sikap Rahma juga kerap dikeluhkan oleh wartawan lainnya di Tanjungpinang. Selain arogansi, Rahma pun dinilai sangat tertutup soal informasi menyangkut kebijakan maupun pembangunan di pusat ibu kota Provinsi Kepri tersebut.
"Beliau sering menolak wawancara, misalnya seputar APBD, program kerja dan pembangunan, hingga masalah dana refokusing COVID-19," ujar seorang wartawan online, Hendra.
Wartawan lainnya Charles pun menyebut komunikasi Wali Kota Rahma dengan awak media sangat jelek, sehingga berdampak pada kebijakan yang diambilnya sering menimbulkan polemik di tengah masyarakat imbas kurangnya sosialisasi melalui media. “Selama ini, begitulah sikap Wali Kota yang kami rasakan saat bertugas dan melakukan liputan di lingkungan Pemkot Tanjungpinang ini,” ujar Charles.
Belum diperoleh tanggapan dari Wali Kota Rahma maupun pihak Pemkot Tanjungpinang keluhan para jurnalis tersebut.
Baca juga: Foto Wali Kota Tanjungpinang dan keluarga digunakan akun FB palsu
Baca juga: MAKI kritisi Wali Kota Tanjungpinang lantik pejabat tersangka korupsi
Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021