Mentawai (ANTARA News) - Tsunami yang melanda sejumlah wilayah pesisir pantai Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, disebabkan oleh "slow earthquake" atau gempa dengan guncangan berayun dengan kekuatan 7,2 SR.
"Guncangan gempa ini dirasakan berayun oleh warga dan tidak menyebabkan kerusakan banyak bangunan. Jadi gempa tersebut tidak seperti ciri-ciri akan terjadi tsunami," kata Kepala Pusat Informasi Riset Bencana Alam, Kementerian Riset dan Teknologi RI Dr Ir Pariatmono kepada ANTARA di Sikakap, Mentawai, Sabtu.
Karena guncangannya berayun sehingga tidak membuat warga segera menyelamatkan diri, apalagi sebelumnya pada 2007 terjadi gempa dengan kekuatan lebih besar di Mentawai dan tidak menyebabkan tsunami.
Menurut dia, gempa Mentawai pada Senin (25/10) itu memang tidak menunjukkan sebagai gempa yang akan menimbulkan tsunami karena selama ini informasi yang disosialisasikan gempa penyebab tsunami adalah yang guncangannya kuat dan merusak.
Ia menyebutkan, kejadian di Mentawai hampir sama dengan tsunami di Pangandaran, dimana goncangan gempa berayun.
Dengan pengalaman seperti itu, maka ke depan peringatan akan terjadinya tsunami bagi masyarakat pesisir pantai Mentawai lebih baik mengandalkan tradisi lokal dan tidak harus menunggu instruksi pemerintah.
Jika ada gempa berkekuatan besar, meski dirasa hanya berayun maka segeralah meninggalkan kawasan pantai dan mengevakuasi diri ke tempat ketinggian, katanya.
(H014/D009/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010