Sekretaris Perusahaan PT JakLingko Indonesia Ahmad Rizalmi di Jakarta, Kamis, mengatakan lewat aplikasi yang segera diluncurkan anak usaha BUMD DKI tersebut, pengguna dapat merencanakan, memesan dan membayar berbagai jenis layanan mobilitas dalam satu genggaman.
Baca juga: Integrasi Jaklingko diharapkan gerakkan ekonomi UMKM
Sistem layanan mobilitas melalui aplikasi besutan JakLingko itu merupakan hasil penolakukuran (benchmarking) dari sejumlah kota di negara-negara maju, seperti Singapura, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, dan Inggris.
"Di negara-negara maju yang menjadi 'benchmark' kami, semua sudah terintegrasi dan berjalan dengan baik. Pembayaran tidak hanya transportasi, tetapi juga listrik, PAM, BPJS bisa lewat aplikasi JakLingko sebagai 'Mobility as a Service'," kata Rizal.
Rizal menjelaskan, proses integrasi akan berlangsung secara bertahap. Sebagai awal, pada fase pertama yang ditargetkan terealisasi dalam waktu dekat, diawali dengan uji coba dengan beberapa stakeholder dan jika PPKM sudah selesai JakLingko akan Pencanangan kartu pintar (smart card) dan aplikasi yang dapat diakses oleh pengguna dengan sistem pembayaran berbasis "QR Code".
Selain memberikan kemudahan sistem pembayaran dengan satu pintu untuk berbagai moda transportasi, aplikasi tersebut akan memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menentukan transportasi yang digunakan dari titik keberangkatan menuju titik tujuan.
Selanjutnya, pada fase dua yang ditargetkan pada Maret 2022, JakLingko meningkatkan pelayanan dengan penerapan sistem tarif terintegrasi dan solusi (Mobility as a Service).
Baca juga: Ini proyeksi JakLingko jika tarif terintegrasi berlaku di Jakarta
Pada fase kedua ini, pengguna transportasi akan diterapkan tarif terintegrasi antarmoda yang lebih terjangkau.Integrasi sistem pembayaran juga akan diperluas, sehingga pengguna juga bisa melakukan pembayaran lainnya, seperti tagihan listrik, PAM, BPJS lewat aplikasi JakLingko.
Pada tahap ini pula, JakLingko menggandeng sejumlah perusahaan untuk membangun ekosistem transportasi umum seperti ojek dan taksi daring serta sektor pariwisata, kuliner, dan lainnya.
Kemudian pada fase ketiga yang ditargetkan pada September 2022, JakLingko menerapkan pembayaran berbasis akun atau "Account Based Ticketing".
Pada tahap ini, kartu dan aplikasi pembayaran sudah saling terhubung dengan profil pengguna transportasi. Bahkan, untuk warga lansia, pelajar hingga disabilitas, JakLingko akan menentukan tarif khusus.
"Di fase final nanti, semuanya sudah berbasis akun, sehingga data penumpang sudah terekam dengan baik yang dikelola JakLingko. Mohon dukungan semua pihak agar ini bisa terwujud," ujar Rizal.
Baca juga: Pendapatan operator meningkat 8,11 persen saat tarif terintegrasi
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021