Mumbai (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama pada Sabtu mengatakan India dan Washington tetap bersatu untuk menjaga "obor kebebasan", memmulai kunjungan kenegaraan di hotel Mumbai yang rusak karena serangan teror pada November 2008.
Obama, melakukan kunjungan sembilan hari ke Asia yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja untuk rakyat Amerika, memberikan penghormatan simbolis kepada para korban serangan Mumbai,yang menyamakannya dengan serangan 11 September 2001 di AS.
"Kami berada di sini untuk memberikan pesan yang sangat jelas tentang keinginan kuat kami untuk memberikan keamanan dan kemakmuran bagi rakyat di masa depan, Amerika Serikat dan India bersatu," kata Obama di hotel Taj Mahal Palace.
"Sejak hari-hari yang mengerikan itu, dua tahun lalu, Taj Mahal telah menjadi simbol kekuatan dan ketahanan rakyat India," kata Obama setelah mengelilingi hotel yang sudah dibangun kembali dan bertemu dengan para korban yang selamat dari serangan.
"Kami tidak akan pernah melupakan bayangan yang menyesakkan dari kejadian 26/11. Kilatan api dari hotel ini telah menyala ke langit malam. Kami tidak akan pernah melupakan bagaimana dunia, termasuk warga Amerika melihat dan berduka bersama dengan seluruh rakyat India," kata Obama menunjukkan empatinya.
Ia mengatakan "teroris" yang melancarkan pembunuhan massal di hotel dan di jalan-jalan di Mumbai hanya mendapatkan kematian dan kehancuran namun tidak bisa mendapatkan kartu truf yaitu keberagaman, toleransi dan ketahanan bangsa seperti India dan Amerika.
"Kami tidak akan membiarkan obor kebebasan padam, sekuat apapun angin atau badai yang bertiup," kata Obama mengutip perdana menteri pertama India, Jawaharlal Nehru.
Menempuh langkah diplomasi yang halus, Obama tidak menyebutkan kaum ekstrimis dibalik serangan termasuk kelompok Lashkar-e-Taiba (LeT) yang berbasis di Pakistan, musuh lama India sekaligus sekutu anti teror Amerika.
Satu-satunya anggota kelompok bersenjata yang selamat dari penyerangan mengatakan mereka direkrut, dilatih, dan diperlengkapi oleh LeT dengan dukungan dari elemen militer Pakistan dan organisasi intelijennya.
Pada malam kedatangan Obama ke India, Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi kepada LeT dan kelompok lain, Jaish-e Mohammed (JEM), perencana kunci dari serangan yang membunuh 166 orang, termasuk 31 orang di hotel Taj.
Obama dan istrinya, ibu negara Michelle Obama terbang ke Mumbai dengan pesawat kepresidenan Air Force One untuk memulai perjalanan yang akan juga membawa Obama ke Indonesia dan Korea Selatan untuk menghadiri pertemuan G20 dan Jepang untuk pertemuan APEC.
Perjalanan tersebut, hanya selang beberapa hari setelah partai pendukung Obama, partai Demokrat, mengalami kekalahan pada pemilu legislatif, akan berfokus pada masalah ekonomi, ditujukan untuk membuka pasar baru bagi ekspor AS dan menciptakan lapangan pekerjaan baru demi meredakan tingkat pengangguran sebesar 9,6 persen.
Keamanan sangat ketat di Mumbai, dengan penutupan jalan-jalan, penghentian lalu lintas laut di pantai dan pusat perbelanjaan dekat Taj serta penutupan monumen Gateway of India.
Pejabat AS mengatakan bahwa saat ini kerja sama dengan India untuk menangkal terorisme berada di titik tertinggi, meski India was-was atas bantuan AS kepada Pakistan.
Di Mumbai, Obama juga akan mengunjungi rumah tempat bapak kemerdekaan India, Mahatma Gandhi, tinggal di kota itu. Presiden AS menyebut Gandhi sebagai sosok yang berpengaruh.
Ia juga akan berbicara di hadapan para pengusaha India yang mengimpor teknologi AS dan pemimpin perusahaan top asal AS seperti Pepsi dan General Electric (GE) sebelum memberikan sambutan di hadapan undangan termasuk 200 pemimpin bisnis Amerika.
Beberapa persetujuan besar diharapkan dapat terjadi, mengingat Obama melakukan lobi untuk mendapatkan kontrak persenjataan dari India bernilai milyaran dolar AS.
"Presiden Obama memaksudkan kunjungan dan kebijakan kami agar dapat merangkul penuh kebangkitan India," kata penasihat keamanan nasional presiden yang baru, Tom Donilon, kepada wartawan di pesawat Air Force One.
Hubungan AS dan India telah menghangat sekitar 10 tahun terakhir, namun masih ada sedikit ketidaksetujuan kecil seperti kontrol AS pada teknologi "dual-use" yaitu teknologi yang penggunaanya dapat untuk militer maupun sipil.
"Kunci kunjungan dari sudut pandang perusahaan India adalah teknologi, teknologi, teknologi," kata Amit Mitra, Sekretaris Jenderal Kamar Dagang dan Industri India.
"Kunci dari sudut pandang presiden Obama adalah pekerjaan, pekerjaan, pekerjaan, --keduanya harus dapat dipertemukan saat kunjungan Obama saat ini," kata Mitra dikutip AFP.
Obama akan berangkat ke New Delhi pada Minggu, ia akan bertemu Perdana Menteri Manmohan Singh dan memberikan pidato di hadapan anggota parlemen.
(SYS/KR-DLN/H-RN/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010