Jakarta (ANTARA News) - Dua kali mempersiapkan diri, dua kali pula SDN 01 Menteng Jakarta Pusat dan SD Asisi Jakarta Selatan batal menggelar penyambutan bagi bekas murid mereka, Barry, yang kini menjadi Presiden Amerika Serikat.
Barry, nama kecil Barack Obama, kembali akan melaksanakan kunjungannya yang sudah dua kali tertunda ke Indonesia. Tapi, dua sekolah tempat Barry pernah belajar, tak sesibuk seperti dulu dalam mempersiapkan diri menyambut kedatangannya.
"Kami harap - harap cemas. Waktu bulan Maret, kami sangat antusias menyambut kedatangan Obama, dan pembatalan kedatangannya waktu itu sangat membuat kecewa," kata kepala Sekolah SDN 01 Menteng Besuki, Hasimah.
Hasimah mengatakan kali ini SDN 01 menteng tidak melakukan persiapan khusus atas rencana kedatangan Obama kali ini. "Takut kecewa lagi seperti beberapa waktu lalu," kata Hasimah. Dia mengatakan, SDN 01 Menteng sudah dua kali mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan alumni kehormatannya. Dia mengaku dapat memahami alasan pembatalan kunjungan Obama ke Indonesia beberapa waktu lalu, namum para murid kecewa ketika tahu hal tersebut.
Ia juga mengatakan antusiasme kali berbeda karena tak banyak pihak yang "ikut" sibuk seperti dulu, misalnya para wartawan datang ke SDN Menteng tersebut. Dia membandingkan dengan suasana bulan Maret, ketika itu Ikatan Alumni SD Besuki dan para wartawan berdatangan ke SD tersebut.
"Sekarang kondisinya biasa saja dan tidak ada persiapan apapun, termasuk kunjungan dari rekan-rekan sekolah Obama seperti waktu itu," kata Hasimah.
Dia mengatakan tak mau "bersikap berlebihan" mengenai persiapan penyambutan kedatangan Obam. "Tapi jika pada menit terakhir ada konfirmasi kedatangannya ke Besuki kami siap menyambutnya," kata Hasimah.
Tak terlihat persiapan khusus di SD tersebut. Para murid juga tak nampak berbincang soal rencana kunjungan Obama pada pekan depan. "Jangan dibatalin lagi karena dulu saya kecewa banget, dan lebih kecewa lagi kalau yang sekarang sampai tidak datang lagi," tutur Aura Nabil Pravira, siswi kelas 5 SDN 01 Menteng Besuki.
Sementara itu, kabar mengenai rencana kedatangan Obama lagi ke Indonesia juga sudah didengar oleh pihak SD Asisi di kawasan SD Asisi, Menteng Dalam, Jakarta Selatan, namun mereka mengaku tak akan terlalu kecewa jika sampai dibatalkan lagi.
"Kalau batal saya tidak begitu kecewa karena saya bisa memaklumi beliau adalah presiden," tutur Agustinus Sugito wakil kepala Sekolah SD Asisi Menteng Dalam Jakarta Selatan Saat ditemui ANTARA News.
Ia mengaku tak kecewa jika Obama tidak berkunjung ke SD Asisi, meski demikian, SD tersebut sudah menyiapkan penyambutan berupa atraksi drumband siswa dan prasasti yang disiapkan untuk ditandatangani Obama.
Siswi kelas 6 SD Asisi Angelica Ayu Laras Kinanti yang menulis artikel berjudul "Obama in my past" mengatakan "Saya seneng saja beliau datang, saya kecewa sekali, sebel kalau obama tidak jadi datang."
Siswi lainnya di kelas 6 SD Asisi, Catherine Anggraini Mayaut juga menungkapkan kekecewaannya. "Kalau sampai batal lagi saya sangat kecewa sekali dan tak akan mengharapkan kedatangannya lagi ke Indonesia. " Ujarnya.
Agustinus juga mengemukakan SD Asisi bekerja sama dengan salah satu stasiun TV swasta akan mengadakan acara nonton "bareng" pidato Obama. Bendera bendera kecil negara AS yang sudah dipersiapkan pihak sekolah.
Di kesempatan lain, teman sepermainan Barry, Haji Slamet Januadi, mengatakan bangga jika ada kesempatan bertemu Obama. "Saya senang sekali jika bisa bertemu dan berjabat tangan sambil mengucapkan selamat dan sukses kepada Obama," ujarnya saat dihubungi lewat telefon.
Slamet mengatakan bahwa dirinya mengenal sosok Barack Obama sebagai Barry Soetoro yang berkulit hitam, tegas, dan disiplin. Barry dikenalnya sejak periode tahun 1969 hingga 1971 dan mereka sering bermain di kawasan taman Matraman Barat atau kini dikenal sebagai taman Amir Hamzah.
Dia mengaku tak terlalu berharap dapat bertemu Obama, kalaupun kunjungan itu terlaksana pada pekan depan. "Maklumlah, ini kan kunjungan kenegaraan," katanya.
(yud/A038/BRT)
Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010