Implementasi BI-FAST perlu ditunjang sistem operasi dan infrastruktur IT secara end-to-end dengan memperhatikan operational excellence serta aspek cost leadership.

Jakarta (ANTARA) - Perbankan nasional didorong untuk segera mengimplementasikan BI-FAST Payment, pengganti Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang mulai diberlakukan regulator pada akhir 2021.

Untuk menjalankan program BI-FAST Payment, perbankan perlu didukung infrastruktur dan aspek operasi yang kompleks untuk pemerataan transaksi digital perbankan secara nasional melalui digital platform.

“Implementasi BI-FAST perlu ditunjang sistem operasi dan infrastruktur IT secara end-to-end dengan memperhatikan operational excellence serta aspek cost leadership,” kata CEO Telkomsigma Bhimo Aryanto, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Gubernur BI: QRIS telah sambungkan 8 juta UMKM ke platform digital

BI-FAST merupakan salah satu wujud dari implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang diproyeksikan sebagai alat pembayaran ritel nasional bagi para pelaku industri, ritel, dan UMKM melalui transaksi secara online yang mulai berlaku akhir 2021.

Bukan hanya pada segmen perbankan saja, implementasi BI-FAST juga menjadi pirati wajib yang diperlukan guna mewujudkan aktivitas transaksi digital agar berjalan real-time baik di bank atau lembaga keuangan non-bank dan nasabah selama 24x7 untuk mempercepat sistem kliring transaksi keuangan.

Untuk itu, Telkomsigma menghadirkan DigiX BI-FAST sebagai ekosistem solusi yang dikemas end-to-end untuk mendukung industri perbankan dan keuangan dalam membangun platform transaksi digital di Indonesia.

“Dengan DigiX BI-FAST, perbankan dengan mudah dapat mengintegrasikan antara Bank dan fintech, serta aplikasi lainnya. Selain itu dengan adanya teknologi Artificial Intelligent dan Machine Learning akan meningkatkan value bagi bank dalam memberikan layanan sesuai keinginan nasabah,” ujar Bhimo.

Baca juga: BI prediksi transaksi digital banking capai Rp35.600 triliun pada 2021

Solusi DigiX dapat mendukung setiap Bank, khususnya buku 1 dan 2 atau menyasar 70 persen segmen perbankan untuk mengimplementasi sistem BI-FAST dengan cepat, mudah, andal dan terjangkau dari segi biaya implementasi melalui tersedianya skema managed services yang efektif dan efisien, serta sesuai dengan spesifikasi teknis dari Bank Indonesia.

Komponen solusi dari DigiX terdiri atas aplikasi BI-FAST module yang merupakan converter ISO 20022 beserta infrastruktur module, infrastruktur untuk BI-FAST connector, Host Security Module (HSM), Database Oracle, Network & Security dengan standar ISO 27000, serta managed services untuk mendukung aspek operasional dan juga sistem monitoring.

DigiX-BI Fast dirancang sebagai all-in one solution yang meliputi seluruh ekosistem infrastruktur, module front-end & back- end, dan juga connector yang dapat dimanfaatkan oleh perbankan untuk menenuhi kriteria dan standar operasi dari sistem B-FAST.

Telkomsigma memiliki keunggulan komprehensif sebagai penyedia end-to-end IT Services, Cloud, dan Data Center yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun. Telkomsigma saat ini menyediakan DigiX BI-Fast yang dikembangkan sendiri berikut dengan ketersediaan network, Data Center Tier III, dan juga kapabilitas untuk melakukan implementasi secara total.

“Operasi DiGiX BI-FAST didukung infrastruktur Data Center Tier III yang berlokasi di Serpong dan Surabaya, yang meliputi site production, DRC & Testing untuk menjamin kontinuitas layanan dan keamanan operasi dari segi perbankan”, kata Direktur Business & Sales Telkomsigma, Tanto Suratno.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021