"Pakaian pantas pakai saat ini masih butuh sekali karena kami dan bersama dengan pengusngsi lain sejak kemarin belum ganti baju, padahal baju yang kami pakai ini sudah sangat kotor sebab banyak terkena abu vulkanik saat mengungsi," kata Riyanto pengungsi asal Kecamatan Cangkringan.
Ia mengatakan, sebenarnya kemarin sudah ada relawan yang menyumbangkan pakaian pantas pakai namun karena jumlahnya sangat terbatas maka masih banyak pengungsi yang belum mendapat bantuan pakaian.
"Pakaian ganti merupakan keperluan yang sangat mendesak, aplagi kami tidak tahu sampai kepan akan berada di pengungsian ini. Jika mau mencuci pakaian yang dipakai juga kesulitan karena air sangat terbatas dan MCK juga sangat terbatas," katanya.
Sementara seorang relawan Prita (19) warga Dusun Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman yang menjumbangkan sejumlah pakaian parempuan mengatakan dirinya melihat banyak pengungsi yang pakaiannya sudah tidak layak pakai karena kotor dan sebagaian robek.
"Saya mencoba mengumpulkan baju-baju yang masih pantas pakai dan sudah tidak pernah dipakai lagi, ya daripada hanya menumpuk lebih baik kami sumbangkan karena banyak yang membutuhkan," katanya.
Menurut mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini, melihat kondisi para pengungsi khususnya kaum perempuan masih sangat membutuhkan bantuan pakaian pantas pakai dan pakaian dalam.
"Jika melihat kondisi pengungsi perempuan khusunya ibu-ibu yang sangat membutuhkan pakaian untuk ganti dan pakaian dalam, karena untuk mencuci dan menjemur di pengungsian tempatnya sangat terbatas," katanya.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010