Sleman (ANTARA News) - Tim pencarian dan penyelamatan, Tentara Nasional Indonesia, polisi, dan relawan, Sabtu, akan menyisir kawasan dusun di sekitar Kali Gendol, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk mencari korban letusan awan panas vulkanik Gunung Merapi.

Menurut keterangan dari Tim Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Daerah Istimewa Yogyakarta tim akan melakukan penyisiran di dusun-dusun di sekitar kawasan Kali Gendol untuk mencari korban yang kemungkinan masih berada di daerah tersebut.

Korban meninggal dunia dan luka bakar awan panas vulkanik gunung di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Jumat (5/11) dini hari mayoritas berasal dari Dusun Bronggang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan.

Jumlah korban meninggal dunia yang hingga kini masih berada di Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta tercatat 69 orang, sedangkan yang mengalami luka bakar berat mencapai 77 orang. Korban meninggal dunia hingga kini masih diidentifikasi Tim "Disaster Victim Identification" (DVI).

Kepala Seksi Pelayanan Umum Kecamatan Cangkringan Hermanto mengatakan mayoritas korban merupakan warga yang bermukim di sekitar kawasan tepi Kali Gendol yang berjarak sekitar 16 kilometer dari puncak gunung teraktif di Indonesia tersebut.

"Evakuasi warga sebenarnya sudah dilakukan sejak Kamis (4/11) sore, namun masih ada warga yang tetap bertahan didalam rumah karena merasa berada di zona aman, sedangkan warga di tiga desa lain yang masuk kawasan rawan bencana, yakni Umbulharjo, Kepuhrejo, dan Glagahrejo sudah terlebih dahulu diungsikan," katanya.

Instruksi agar warga menjauh dari Gunung Merapi hingga jarak 20 km baru diterima warga Argomulyo pada Kamis (4/11) malam. "Kejadian ini memang di luar perkiraan semua orang. Mungkin saat evakuasi malam hari berlangsung ada beberapa warga yang masih tertidur lelap," katanya.

Sementara itu anggota tim dokter "Disaster Victim Identification" Kompol Agung Hadi Wijanarko mengatakan jika ada masyarakat yang mencari anggota keluarganya dapat datang ke RS Sardjito Yogyakarta dan melapor ke posko orang hilang.

Ia mengatakan DVI akan berupaya untuk melakukan identifikasi semaksimal mungkin. "Sebagian korban meninggal akibat luka bakar yang cukup parah sehingga akan sulit diidentifikasi. Oleh karena itu, kami membutuhkan bantuan data sekunder dari keluarga korban," katanya.

"Kami akan melakukan identifikasi melalui cincin kawin atau dari properti lainnya yang masih melekat di badan para korban meninggal dunia akibat letusan awan panas Gunung Merapi," katanya.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010