Yogyakarta (ANTARA News) - Warga, Sabtu, mulai mendatangi posko pengaduan orang hilang di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta untuk mengenali identitas korban meninggal dunia akibat letusan awan panas vulkanik Gunung Merapi.
"Kami mendatangi posko untuk mencari informasi jika ada keluarga yang menjadi korban letusan Merapi," kata Suramin (35) yang mepunyai keluarga di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Korban meninggal dunia dan luka berat akibat letusan gunung teraktif di Indonesia pada Jumat dini hari (5/11) banyak berasal dari desa di sekitar Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kami bersyukur tidak menemukan salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia maupun luka bakar berat yang dirawat di RS Sardjito Yogyakarta. Mungkin mereka kini berada du tempat-tempat pengungsian," katanya yang berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Jumlah Korban meninggal dunia yang dirawat di RS Sardjito di Yogyakartra hingga kini mencapai 69 orang, sedangkan luka berat mencapai 77 orang.
Mereka menjadi korban letusan gunung yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelumnya Disaster Victim Identification (DVI) membuka posko pengaduan orang hilang di RS Sardjito Yogyakarta, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mencari anggota keluarganya yang mungkin menjadi korban letusan Gunung Merapi pada Jumat dini hari.
"Jika ada masyarakat yang mencari anggota keluarganya dapat datang ke RS Sardjito dan melapor ke posko kami," kata anggota tim dokter "Disaster Victim Identification" Kompol Agung Hadi Wijanarko.
Ia mengatakan DVI akan berupaya untuk melakukan identifikasi semaksimal mungkin.
"Sebagian korban meninggal akibat luka bakar yang cukup parah sehingga akan sulit diidentifikasi. Oleh karena itu, kami membutuhkan bantuan data sekunder dari keluarga korban," katanya.
Dia menambahkna, "Kami akan melakukan identifikasi melalui cincin kawin atau dari properti lainnya yang masih melekat di badan para korban meninggal dunia akibat letusan awan panas Gunung Merapi."(*)
E013/B015
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010