Manado (ANTARA News) - Pakar pendidikan dari Universitas Padjajaran Bandung, Dr H Gunawan Undang mengatakan pada umumnya guru kurang kreatif melakukan inovasi pembelajaran.
"Ini sudah menjadi fenomena umum karenanya untuk mengembangkan kompetensi pedagogik perlu memperdalam alternatif Pengembangan Kreativitas Guru (PKG) sesuai dengan harapan Standar Nasional Pendidikan," ujarnya di hadapan lima ratusan guru se-Sulawesi Utara dalam International Training of Education, di Manado, Jumat.
Undang menjelaskan salah satu alternatif model pembinaan profesi guru dalam menunjang PKG yaitu "lesson study" yang merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan.
"Tujuan utamanya adalah mengkaji pembelajaran secara kolegalitas untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran," katanya.
Dia menjelaskan "lesson study" berasal dari negara Jepang yang memiliki arti pembelajaran dan pengkajian. Kemudian saat ini berkembang menjadi milik dunia termasuk Amerika Serikat telah mempraktekkan model tersebut.
Model pendidikan ini sejak 2005 mulai berkembang di Bandung (UPI) Yogyakarta (UNY) dan Malang (UNM). Khusus guru di sekolah-sekolah model seperti ini inisiator pelaksana sebaikya kepala sekolah bersama-sama guru.
"Ada empat tahap kegiatan lesson study yaitu perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan tindak lanjut," urainya.
Sementara itu Konsultan Pendidikan asal Jerman, Juergen Berentz MSc menawarkan model pengajaran multi kecerdasan. Alasannya, dia percaya kalau setiap orang memiliki tujuh kercerdasan.
Ketujuh kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan kata-kata dan kepekaan terhadap suara-suara dan arti kata-kata. Kecerdasan logis matematika, kemampuan berpikir secara konsep dan abstrak dan kapasitas untuk melihat perbedaan logis dan pola urutan angka.
Kemudian kecerdasan di bidang musik, mampu menghasilkan dan menghayati ritme, semangat dan warna. Begitu juga kecerdasan melihat ruang gerak tubuh, mampu mengatur pergerakan tubuh seseorang dan menangani objek dengan baik.
Selanjutnya kapasitas untuk menyadari dan merespon dengan baik atas suasana hati, motivasi dan keinginan orang lain serta kapasitas untuk menyadari dan menyelaraskan dengan perasaan hati nilai-nilai keyakinan dan proses berpikir.
"Setiap orang memiliki komposisi kecerdasan yang berbeda dan kecerdasan tadi berada di tempat yang berbeda-beda di otak serta dapat bekerja sendiri atau bergantung satu sama lain. Oleh sebab itu guru harus dapat mengembangkan strategi supaya murid mengerti dan menghargai keunikan mereka," tuturnya. (ANT-179/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010