“Dengan adanya sinergi ini, tentu kita berharap produk UMKM akan mampu menembus pasar global. Dampaknya adalah peningkatan kesejahteraan pelaku UMKM,” ujar Syarief Hasan dalam keterangan tertulis yang diterima oleh ANTARA di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wakil Ketua MPR dorong pemerintah besarkan koperasi
Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini juga mengatakan bahwa UMKM Indonesia memiliki produk yang tidak kalah dengan luar negeri. Selama ini, salah satu kendala yang dihadapi oleh UMKM, selain pembiayaan, adalah distribusi, promosi, dan penjualan produk.
“Hal ini menjadi sangat penting agar UMKM semakin berdaya saing dan menjangkau pasar yang lebih luas,” tuturnya menambahkan.
Dengan fasilitas yang diberikan oleh BNI dan sinergi bersama Diaspora Indonesia, diharapkan produk-produk lokal Indonesia dapat bersaing di luar negeri. Dengan demikian, akan meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia.
UMKM bersama dengan koperasi memiliki kontribusi signifikan dalam perekonomian nasional. Selain kontribusinya bagi perekonomian yang mencapai angka Rp7,573 triliun, atau setara dengan 61,07 persen terhadap PDB, sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97 persen sepanjang tahun 2020. Namun demikian, dukungan bagi sektor ini masih perlu dioptimalkan.
Baca juga: Wakil Ketua MPR dukung "marketplace" tutup akses barang impor
Dari sisi pelaku usaha, tutur Syarief, struktur perekonomian Indonesia sangat bertumpu pada UMKM, yakni sebanyak 99,99 persen.
“Bandingkan dengan pelaku usaha besar yang hanya berjumlah 0,01 persen, namun mampu menyumbang 38,9 persen terhadap PDB,” tuturnya menegaskan.
Menurut dia, salah satu strategi peningkatan kapasitas dan daya saing UMKM adalah melalui dukungan berupa pemberian fasilitas dalam persaingan di ranah internasional. Selain memperluas potensi pasar (share market), ini juga akan menjadi pemicu agar UMKM terus berbenah diri, meningkatkan kualitas, dan terlibat dalam rantai pasok global (global value chain).
“UMKM berorientasi ekspor dapat memanfaatkan perkembangan sektor digital yang juga sedang tumbuh signifikan agar mampu melakukan penetrasi pasar secara lebih luas,” ucap Syarief.
Lebih lanjut, Politisi Senior Partai Demokrat ini mengingatkan bahwa UMKM tidak boleh dibiarkan berjalan sendirian. Pemerintah harus memastikan adanya dukungan dan keberpihakan dari semua pihak yang berkelanjutan, baik dari sisi pembiayaan, pelatihan kewirausahaan, maupun strategi penjualan, sehingga produk UMKM memiliki daya saing.
Dari sisi perizinan, perlu diberikan afirmasi agar UMKM mendapatkan legalitas, serta jaminan kredit berusaha. Dengan bertransformasi ke dalam sektor formal, UMKM juga semakin memberi daya dukung bagi penerimaan negara, juga jaminan kesejahteraan bagi pekerjanya.
Bagi Syarief, sinergi UMKM dengan BNI dan Diaspora Indonesia sangatlah penting, terutama di era digital. WNI di luar negeri, terutama anak-anak muda, dapat saling memberikan perspektif, pengalaman, dan pengetahuan untuk semakin meningkatkan kualitas UMKM.
“Penggunaan teknologi digital akan sangat membantu UMKM dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan demikian, pembangunan ekonomi yang lebih inklusif, partisipatif, dan merata dapat terwujud dengan optimal. Hal yang merupakan amanat Pancasila dan UUD 1945,” ucap Syarief.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Pemerintah tepat perpanjang PPKM
Baca juga: Syarief Hasan apresiasi Pertamina masuk Fortune Global 500
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021