Yogyakarta (ANTARA News) - Pedagang di Pasar Induk Buah dan Sayuran Giwangan Kota Yogyakarta mengeluhkan kurangnya pasokan sayur sebagai dampak dari erupsi Gunung Merapi.
"Sayur yang dijual di sini rata-rata dipasok dari lahan pertanian di kawasan Gunung Merapi, dengan kondisi gunung tersebut yang masih sangat aktif, pasokan berkurang karena para petani maupun pemasok sayur banyak yang mengungsi ataupun karena rusaknya lahan pertanian karenaMerapi," kata salah seorang pedagang sayur di Pasar Giwangan Yogyakarta, Tugiyo, Jumat.
Ia mengatakan, selama ini sayuran yang dijual di Pasar Giwangan didatangkan dari daerah lereng Gunung Merapi yaitu Magelang, Boyolali, Klaten, dan Sleman.
"Pasokan sudah mulai berkurang sekitar tiga hari lalu, penurunan jumlah pasokan dapat mencapai separuh dari pasokan sayur pada keadaan normal," katanya.
Padahal, menurut dia permintaan sayuran di Pasar Giwangan tetap seperti hari-hari biasa meskipun saat ini dampak letusan Gunung Merapi dapat dirasakan penduduk Kota Yogyakarta.
"Meskipun sering hujan abu, aktivitas Pasar Giwangan berjalan seperti biasa, pembeli maupun penjual sepertinya tidak terlalu terkena dampak tersebut," katanya.
Pedagang sayuran lain yang juga berjualan di pasar tersebut, Yani mengatakan akibat seretnya pasokan, harga sayuran di Pasar Giwangan mengalami kenaikan.
"Wortel yang dipasok dari daerah Ngablak, Boyolali pada hari biasa dijual Rp2.000 setiap kilogram, karena pasokan terbatas, kini wortel dijual Rp3.500 per kilogram," katanya.
Selain wortel, kata dia komoditas lain yang mengalami kenaikan harga adalah kubis, yang naik menjadi Rp3.000/kg dari harga awal Rp1.500/kg.
"Seledri juga naik, awalnya Rp7.000 per kilogram, sekarang menjadi Rp10.000/kg. Hampir semua sayuran yang didatangkan dari kawasan Merapi mengalami kenaikan harga," katanya.
(U.ANT-158//H008/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010