"Karena khawatir dengan imbas letusan gunung merapi, mayoritas warga, pelajar dan mahasiswa asal Aceh yang berdomisili di radius rawan mulai meninggalkan kediamannya," kata Ketua Taman Pelajar Aceh (TPA) Yogyakarta, Munzirwan Zakaria yang dihubungi ANTARA News dari Banda Aceh, Jumat.
Terdapat ratusan warga, pelajar dan mahasiswa asal Aceh menyewa rumah dan kamar kost di Turi, Cangkringan dan sepanjang jalan kaliurang hingga pusat pasar Pakem.
"Umumnya warga Aceh yang tinggal di radius rawan telah mengungsi ke berbagai kota seperti Solo, Semarang, Bandung dan Jakarta, bahkan ada yang sudah kembali ke Aceh," katanya.
Menurutnya erupsi gunung merapi yang terjadi sejak akhir Oktober lalu telah mengakibatkan sejumlah asrama pelajar dan mahasiswa seperti asrama Cut Nyak Dien, Poncowinatan, Merapi, dan Sabena diselimuti debu hingga tiga centimeter lebih.
"Malam ini puluhan penghuni asrama Cut Nyak Dien berangkat ke Bandung dan Jakarta karena takut dengan dampak dari letusan gunung itu," kata mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga itu.
Munzirwan juga mengatakan pelajar dan mahasiwa asal Aceh yang tergabung TPA akan membuka posko peduli bencana di gedung pertemuan Balee Gadeng, organisasi itu juga akan segera melakukan pendataan terkait jumlah warga Aceh yang telah mengungsi.
"Kami akan segera melakukan pendataan dan hingga saat kami juga belum mengetahui adanya warga asal Aceh yang meninggal dan luka akibat letusan gunung merapi," kata Munzirwan.
Ketua TPA itu juga mengharapkan pedulian Pemerintah Provinsi Aceh terhadap warga, pelajar dan mahasiswa asal Aceh yang mengungsi akibat bencana alam itu.
"Hingga saat ini belum ada perhatian khusus dari Pemerintah Aceh terkait bencana alam untuk warganya di yogyakarta," katanya.
Terdapat lebih 2.500 jiwa warga, pelajar dan mahasiwa Aceh yang berdomisili di provinsi Yogyakarta dan sekitarnya.
(T.KR-IRW/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010