Otoritas menyalahkan lonjakan kasus COVID-19 periode Juni-Juli pada varian Delta yang lebih menular dan penolakan warga untuk divaksinasi meski vaksin tersedia secara luas.
Pengembang vaksin pada Juni mengatakan bahwa Sputnik V memiliki keampuhan sekitar 90 persen terhadap varian Delta.
"Hasil terkini menunjukkan bahwa keampuhan (vaksin) sekitar 83 persen," kata Murashko seperti dikutip Kantor Berita TASS.
Alexander Gintsburg, direktur Gamaleya Institute yang mengembangkan Sputinik V, saat wawancara dengan surat kabar Izvestia pada Rabu mengklaim Sputnik V aman dan efektif melawan semua varian virus corona.
Rusia yang berpenduduk sekitar 144 juta jiwa menyetujui penggunaan empat vaksin COVID-19 buatan dalam negeri.
Hingga kini hampir 6,5 juta kasus infeksi COVID-19 tercatat sejak pandemi melanda Rusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Uji coba campuran vaksin Sputnik V-AstraZeneca dianggap aman
Baca juga: Guatemala negosiasi ulang kontrak untuk vaksin Sputnik V Rusia
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021