Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia hingga September 2010 mencatat kerugian sebesar Rp39,51 miliar, dari target laba sekitar Rp300 miliar pada akhir tahun.
"Kerugian Garuda lebih karena terlalu agresif dalam mengembangkan rute," kata Stah Ahli Menteri BUMN Bidang Kebijakan Pulik, Sahala Lumban Gaol, saat paparan Kinerja BUMN Kuartal III Tahun 2010, di Jakarta, Jumat.
Menurut Sahala, rute yang dikembangan Garuda terutama yang ke luar negeri sulit bersaing dengan penerbangan internasional.
"Saat kita (Garuda) kembali mengembangkan rute ke luar negeri, ternyata penerbangan internasional juga menurun. Tidak ada maskapai yang tidak "drop" pada 2010," kata Sahala.
Pada 2010, Garuda membuka rute penerbangan internasional ke Brisbane, Taipei, Amsterdam.
Sahala menjelaskan, penambahan rute tersebut ternyata tidak efektif karena Garuda tidak sejalan dengan kebutuhan kru dan jumlah pesawat.
"Garuda menganut sistem satu pilot satu pesawat," ujarnya.
Meski begitu, Sahala optimistis perusahaan penerbangan platmerah ini masih bisa membukukan keuntungan hingga akhir 2010 sekitar Rp170 miliar.
Pencapaian laba sebesar didorong antara lain masih prospektifnya pasar di dalam negeri.
Untuk itu, tidak tertutup kemungkinan perseroan akan mengkaji ulang kembali rute-rute yang akan diterbangi.
"Kondisi ini mengakibatkan selama kuartal III kondisi kuangan kurang bagus," tegas Sahala, yang juga komisaris Garuda.
Sementara itu, Menteri BUMN Mustafa Abubakar menuturkan, bisnis penerbangan memang sangat unik dan tergantung dari musim yang sedang berjalan.
"Bulan Juli musim puncak karena saat libur sekolah. September menurun, namun periode November dan Desember tahun ini akan lebih tinggi selain musim haji juga karena memasuki akhir tahun," kata Mustafa.
Dengan kondisi tersebut, maka pada kuartal IV 2010 diperkirakan performa keuangan Garuda bakal lebih baik.
Meski terpuruk pada 2010, namun pada 2011 kinerja Garuda secara keseluruhan akan sesuai dengan target.
(T.R017/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010