Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR Nurhayati Ali Assegaf berharap, kunjungan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama bisa memperlancar harmonisasi kerjasama antara militer kedua negara, terutama dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
"Saya juga yang ikuti normalisasi hubungan antara militer kedua negara, terutama Kopassus. Normalisasi hubungan kedua negara terutama soal Kopassus bisa dilanjutkan dengan baik, segera terlaksana tanpa ada tekanan-tekanan yang membuat hubungan ini tidak baik," kata Nurhayati kepada ANTARA News di Gedung DPR, Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan, kunjungan Obama diharapkan bisa membuat citra Indonesia di mata dunia internasional menjadi terangkat.
"Kita harapkan juga, Indonesia menjadi mitra sejajar bagi Amerika Serikat, bukan kita berada di bawah atau di atas. Kalau Amerika Serikat mengganggap Indonesia sebagai negara besar, kita harus menjadi mitra sejajar," kata Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Hubungan Luar Negeri.
Dengan menjadi mitra sejajar, Amerika Serikat tidak lagi menganggap Indonesia sebagai negara yang mudah ditekan.
"Amerika Serikat sebagai negara besar, tapi tidak bisa menekan Indonesia karena hubungan yang saling membutuhkan dan win-win," ujar dia.
Selain itu, kunjungan Obama juga akan berarti bagi negara-negara di Asia Tenggara dan Asia.
"Ini bagus untuk Asia, artinya Indonesia dianggap sebagai negara yang berpengaruh di Asia dan itu sejak kepemimpinan SBY. Suka atau tidak, diakui atau tidak, dunia mengakui peran Indonesia di dunia internasional. Saya pernah katakan di Amerika Serikat bahwa AS membutuhkan peran Indonesia untuk menjaga kepentingannya di Asia karena mereka takut dengan Cina, Jepang dan AS harus baik-baik dengan Indonesia dan Indonesia harus mempunyai pride atau kebanggaan dan daya tawar," kata Nurhayati.
Ia juga meminta agar Amerika Serikat mengerti bahwa penduduk Indonesia adalah mayoritas beragama Islam sehingga tidak mengeluarkan pernyataan yang bisa menyinggung umat Islam.
"Amerika Serikat harus mengerti bahwa Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sehingga jangan ada lagi bicara yang menyakiti umat Islam sehingga hubungan bisa berjalan dengan baik. Amerika Serikat harus tahu dan memahami itu, semua harus proposional," sebut dia.
Tentunya, sebagai tuan rumah, Indonesia harus menyambut Obama dengan baik dan harus menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, penuh cinta kasih.
"Karena hubungan hubungan antar negara itu diperlukan apalagi Amerika Serikat adalah negara besar, berpengaruh, suka atau tidak harus diakui itu dan saling membutuhkan. Yang pasti, Obama, punya hubungan psikologis dengan Indonesia dan merasa di rumah sendiri," kata Nurhayati.
Menurut rencana, Presiden Obama akan tiba di Indonesia, Selasa (9/11) pukul 16.30. Obama akan langsung menuju Istana Merdeka dan akan melakukan pertemuan bilateral yang dilanjutkan dengan jumpa pers bersama. Malamnya, Obama akan dijamu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
(ANT/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010