Penggiat di Bidang Komunikasi Daerah Terpencil, Kesehatan dan Gerakan Membaca Jadi Favorit Publik
Jakarta, 5/11 (ANTARA) - Panitia Danamon Award 2010 hari ini mengumumkan tiga peraih Danamon Award 2010 yang menjadi favorit masyarakat berdasarkan dukungan publik. Terpilih sebagai favorit pertama adalah Erwan, pendiri Asbun FM, sang Komunikator Nasionalis yang giat membuka akses komunikasi radio di pedalaman Kalimantan Tengah. Meraih posisi favorit kedua dan ketiga adalah Dian Syarif, Ketua Syamsi Dhuha Foundation, Bandung, yang konsisten melakukan edukasi seputar penyakit Lupus, serta Kiswanti, sang Pahlawan Pustaka dari Bogor yang menularkan semangat cinta membaca di lingkungannya.
Ketiganya dipilih sebagai favorit masyarakat melalui website Danamon Award 2010 www.danamonaward.org dan pesan singkat sejak awal September hingga akhir Oktober 2010 lalu. "Malam ini, semangat kita dikuatkan kembali oleh putra-putri terbaik bangsa yang pantang menyerah, bertindak untuk mengatasi kesulitan hidup dan menolong sesamanya," kata Jos Luhukay, Wakil Direktur Utama Danamon. "Kesepuluh Peraih Danamon Award bukan hanya berkarya bagi dirinya, tapi juga menginspirasi jutaan rakyat Indonesia untuk bangkit dan berjuang mengatasi tantangan hidup," lanjutnya.
Danamon Award dan panel juri yang independen berpandangan bahwa semua peraih Danamon Award 2010 adalah pemenang. "Mereka telah menang dalam mengatasi berbagai tantangan; baik dalam hal budaya, ekonomi, sosial dan lainnya, berbekal semangat untuk mengatakan bahwa segala permasalahan 'Bisa' diatasi," jelas Zsa Zsa Yusharyahya, Ketua Panitia Pelaksana Danamon Award 2010.
Para Peraih Danamon Award 2010 berasal dari berbagai daerah seperti Sumatera Barat, Jawa, Bali, Kalimantan Tengah dan Maluku Utara. Di masing-masing daerah asalnya, mereka melakukan kegiatan yang jelas terlihat manfaat dan dampaknya, menyentuh langsung kehidupan dan memberikan perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat di sekelilingnya, dalam berbagai bidang antara lain pendidikan, lingkungan hidup, hak azasi manusia dan kesehatan. Mereka berpikir positif, peduli, mengupayakan yang terbaik, untuk dapat bangkit dan mengubah kondisi yang mereka hadapi dengan Semangat Bisa.
Kesepuluh peraih Danamon Award 2010, yang berhak mendapatkan total hadiah uang tunai sebesar dua ratus sembilan puluh juta rupiah. Mereka dipilih melalui proses seleksi, verifikasi dan penjurian selama bulan Agustus dan September. Lebih dari 200 kandidat dinominasikan masyarakat dari seluruh Indonesia. Panel juri independen menetapkan sepuluh finalis berdasarkan lima kriteria, yaitu: Semangat Bisa dan keberhasilan dalam mengatasi tantangan; hasil (output) dari kegiatan yang dilaksanakannya; kemajuan yang dihasilkan bagi lingkungan sekitar (outcome); dampak meningkatnya pengetahuan dan kemampuan komunitas serta orang-orang yang terlibat, termasuk tingkat ketertarikan para pihak ketiga untuk mendukung dan membantu pengembangannya kedepan (impact); serta keberlanjutan kegiatan (sustainability).
"Profil dari para finalis sangat menarik dan beragam. Masing-masing menunjukkan semangat mewujudkan yang terbaik bagi orang banyak, dan keberhasilan dalam mengatasi rintangan yang berat," kata Mira Lesmana, salah satu juri Danamon Award 2010.
Panel Juri Danamon Award 2010 terdiri dari Mira Lesmana (Produser film), Prof. Yohanes Surya, Ph.D (Guru besar fisika, Rektor Universitas Multimedia Nusantara), Prof. Firmanzah, Ph.D (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), Shinta Dhanuwardoyo (Pengusaha, IT Icon Indonesia) dan Desi Anwar (Wartawan, penulis, presenter, dan produser senior). Disamping para juri, Danamon Award 2010 menghadirkan Panel Penasehat yang akan mendukung Panel Juri dalam mengevaluasi para kandidat. Panel Penasehat ini terdiri dari jurnalis dan aktivis lingkungan Gouri Mirpuri, praktisi pemberdayaan Ade Suwargo Mulyo, dan Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli Bonaria Siahaan.
Danamon Award 2010 ini dilaksanakan dalam kerjasama dengan Kelompok Tempo Media, penerbit Tempo Magazine dan Koran Tempo, Metro TV dan Radio 99.1 Delta FM.
Perjuangan kesepuluh peraih Danamon Award 2010 tersedia di situs http://www.danamonaward.org atau melalui akun Facebook http://www.facebook.com/DanamonAward dan akun Twitter @danamonaward.
Berikut profil singkat 3 Peraih Terfavorit Danamon Award 2010 dan 7 Peraih lainnya:
Peraih Danamon Award 2010 Terfavorit 1:
Erwan Asbun (Komunikator Nasionalis)
Erwan (43 tahun) menjawab sepinya kehidupan di desa terpencil, Baun Bango, Katingan, Kalimantan Tengah yang sebelumnya tanpa sarana komunikasi. Ia mengudarakan Radio Asbun sejak tahun 2005 sebagai sarana informasi dan hiburan. Radio ini bahkan mampu menghilangkan kebiasaan berkelahi massal yang sering terjadi disana.
Peraih Danamon Award 2010 Terfavorit 2:
Dian Syarief (Lupus Champion)
Walau kondisi kesehatan menurun akibat Lupus yang diderita sejak 1999, Dian Syarief (45 tahun) mampu mengomandani relawan dalam program Care for Lupus dan Care for Low Vision sejak 2003. Ketua Syamsi Dhuha Foundation Bandung ini bersama relawan melakukan berbagai aktivitas dan menerbitkan buku untuk membantu meringankan penderitaan para pengidap Lupus.
Peraih Danamon Award 2010 Terfavorit 3:
Kiswanti (Pahlawan Pustaka)
Dengan sepeda onthel-nya, Kiswanti (43 tahun) rutin berkeliling meminjamkan buku koleksinya secara gratis. Dia bahkan lebih rela dibayar buku dari pada uang. Semangat ingin maju dan memajukan orang lain membuat isteri buruh bangunan ini bisa berbagi ilmu melalui buku, melalui sebuah taman bacaan di Parung, Bogor, yang ia dirikan tahun 2003.
Peraih Danamon Award 2010 lainnya:
Eky Talaut (Pemusik Pencipta)
Eky Talaut (65 tahun) asal Desa Taar, Kei, Maluku Utara, menciptakan seratus lagu berbahasa daerah dan tiga alat musik berbahan baku bambu. Dengan lagu dan alat musik, ia mengenalkan daerahnya kepada Indonesia dan dunia. Melalui karyanya, kawasan Pulau Kei pun semakin dikenal masyarakat luas.
Tarjono Slamet (Pembuat Mainan)
Dengan kondisi kehilangan kaki dan saraf tangan mati, Tarjono Slamet (38 tahun) membangun usaha Mandiri Craft di Bantul, Yogyakarta yang membuat aneka mainan kreatif. Untuk menjalankan usaha, si Pembuat Mainan merekrut 25 karyawan para penyandang polio di Solo, Semarang, Banyuwangi, Magetan dan Gunung Kidul.
Lilik Sulistyowati (Pejuang Martabat)
Lilik Sulistyowati (51 tahun), aktivis Yayasan Abdi Asih Surabaya, Jawa Timur ini memberi pendampingan dan penyadaran untuk pekerja seks komersial (PSK) di kawasan lokalisasi Dolly Surabaya. Ia membekali mereka dengan keterampilan menjahit, memasak dan kecantikan. Ia juga mencegah pelacuran anak bawah umur dan menyadarkan anak usia SMP pelanggan PSK. Yayasan tersebut digerakkan dengan modal awal menjual rumahnya sendiri.
Soeria Disastra (Seniman Pemersatu)
Melalui pembauran budaya, Soeria Disastra (65 tahun), seorang warga Bandung, berusaha menjalin ikatan kekeluargaan yang lebih erat antara etnis Tionghoa dan masyarakat sekitar. Ia menjadi penyebar virus kebudayaan Sunda di Kalangan Etnis Tionghoa melalui Paduan Suara Kota Kembang, Lembaga Kebudayaan Mekar Parahyangan dan Komunitas Sastra Tionghoa Indonesia.
Masril Koto (Pembela Petani)
Bersama teman petaninya, Masril Koto (36 tahun) warga Agam, Sumatera Barat, berupaya mengatasi kesulitan modal para petani dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Prima Tani. Dari modal Rp500 ribu, LKMA yang diresmikan tahun 2007 tersebut saat ini menjadi model pendanaan bagi para petani di Sumatera Barat.
Wayan Nika Msi (Pendekar Anak Terlantar)
Wayan Nika Msi (60 tahun), guru berstatus pegawai negeri sipil ini menunjukkan kepedulian tinggi terhadap anak terlantar, baik yatim piatu maupun anak tidak mampu. Melalui Panti Asuhan Hindu Dharma Jati I di Klungkung dan Panti Asuhan Hindu Dharma Jati II di Denpasar, ia berhasil mendidik 1.400 anak yang kini sukses bekerja di berbagai hotel di Bali dan profesi lainnya.
Bang Idin (Jampang Penghijau)
H. Chaeruddin, atau `Bang Idin' (54 tahun), warga Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan prihatin melihat Kali Pesanggrahan yang jadi tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga. Dia menyusuri hulu kali ini sejauh 136 km untuk membersihkan dan membangun kesadaran warga agar menjaga kebersihan kali. Bersama temannya sesama petani, Bang Idin telah menanam 40 ribuan pohon produktif di sepanjang bantaran kali.
Tentang Danamon:
PT Bank Danamon Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1956 dan sampai dengan 30 September 2010 memiliki lebih dari 2.500 kantor cabang dan point of sales, termasuk unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang Adira Finance. Danamon memberikan kepada nasabahnya akses ke lebih dari 14.000 ATM, termasuk melalui kerjasama dengan ATM Bersama dan ALTO di 33 provinsi di Indonesia dan saat ini didukung oleh sekitar 50.000 karyawan (termasuk karyawan anak perusahaan).
Danamon belum lama ini menerima penghargaan The Best Wealth Management serta The Best Unsecured Personal Loan (KTA) posisi ke-3 dalam ajang Consumer Banking Excellence Award 2010 untuk kategori bank dengan aset diatas Rp50 triliun, yang diselenggarakan majalah SWA dan PERBANAS. Danamon juga dianugerahi Best Local Cash Management Banks in Indonesia dalam Asiamoney Cash Management Poll 2010 oleh Asiamoney.
Danamon terpilih sebagai Best Performance Banking 2010 dalam ABFI Banking Award untuk kategori bank umum swasta besar dari ABFI Institute dan PERBANAS. Danamon meraih Best Mobile Banking, Best SMS Banking, Best Internet Banking serta termasuk dalam Top 10 Most Consistent Bank in Service Excellence dalam hal konsistensi kualitas layanan bank secara keseluruhan dalam ajang Banking Service Excellence Awards 2010 oleh Infobank dan Marketing Research Indonesia. Danamon dinobatkan sebagai salah satu dari 10 perusahaan prestisius Indonesia oleh The Forbes Global 2000, suatu pemeringkatan tahunan atas 2.000 perusahaan publik terkemuka di seluruh dunia yang dilakukan oleh majalah Forbes.
Danamon adalah penerbit tunggal dan pihak yang mengakuisisi kartu kredit American Express(R) di Indonesia berdasarkan perjanjian pengoperasian independen yang memungkinkan Danamon menerbitkan kartu kredit American Express(R) pada nasabah individual dan korporasi. Danamon juga merupakan satu-satunya bank yang memberikan layanan kepada mitra bisnis lokal yang menerima pembayaran dengan kartu kredit American Express dan untuk menerima mitra bisnis baru di Indonesia.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira) adalah anak perusahaan Danamon yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor dan memiliki jaringan kantor cabang yang luas di lebih dari 260 kota di Indonesia.
Pada tanggal 30 September 2010, 67,42% saham-saham Danamon dimiliki oleh Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. dan sebesar 32,58% oleh publik (dengan besar kepemilikan saham dibawah 5%).
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi ; Zsa Zsa Yusharyahya Head of Public Affairs Telepone (+6221) 57991001 - ext 03. 8301/8361/8323, Mobile : (+6281 1109369. Fax : (+6221) 57991161 public.affairs@danamon.co.id
Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010