Kembar identik atau dikenal sebagai kembar monozigot, berasal dari embrio tunggal yang membelah menjadi dua pada awal perkembangan. Hasilnya, dua individu yang berbagi informasi genetik hampir sama dari orang tua mereka.
Walau begitu, tak berarti mereka memiliki 100 persen DNA yang sama. Begitu juga dengan sidik jari. Kembar monozigot tidak memiliki sidik jari yang identik.
"Kembar identik memiliki lebih banyak kesamaan ketimbang dua individu yang tak kembar, tetapi sidik jari mereka cukup berbeda," ujar seorang ilmuwan forensik dan pakar sidik jari di Sheffield Halam University di Inggris, Simona Francese seperti dikutip dari Live Science, Rabu.
Dia menegaskan, tidak ada seorang pun di bumi yang memiliki sidik jari yang sama.
"Kemungkinan dua individu punya sidik jari yang sama yakni 1:64 miliar. Sampai hari ini, tidak ada dua sidik jari yang ditemukan identik," kata dia.
Tak hanya pada orang berbeda, sidik jari pada setiap jari juga tak sama. Ada pola ridge berbeda yang menghasilkan sidik jari unik.
Lalu, mengapa kembar identik memiliki DNA yang hampir sama persis, tetapi sidik jari mereka berbeda? Ternyata DNA bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi sidik jari seseorang. Faktor lingkungan yang berbeda di dalam rahim juga berperan dalam perkembangan sidik jari.
Francese menuturkan, sidik jari terbentuk antara 13 dan 19 minggu perkembangan janin. Posisi janin di dalam rahim, akses ke nutrisi dan bahkan panjang tali pusar semuanya dapat mempengaruhi sidik jari.
Setelah anak kembar lahir, faktor lain juga bisa mengubah sidik jari seperti kondisi kulit, bekas luka, dan dalam kasus tertentu yang jarang terjadi bisa juga karena obat-obatan.
Baca juga: Rekor, perempuan Afrika Selatan lahirkan 10 bayi kembar
Baca juga: RSUD Moewardi Solo berhasil pisahkan bayi kembar siam asal Karanganyar
Baca juga: 11 faktor penentu terjadinya kehamilan kembar
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021