Boyolali (ANTARA News) - Jumlah pengungsi dari tiga kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, hingga Jumat pagi, mencapai sekitar 20.265 jiwa, menyusul terjadi letusan besar Gunung Merapi, pada Kamis (4/11) malam.
Menurut Komandan Distrik Militer 0724 Boyolali Letkol ARH Soekoso Wahyudi, pihaknya telah melakukan pendataan warga yang mengungsi dari Kecamatan Selo, Cepogo, dan Musuk, dan tercatat jumlahnya mencapai 20.265 jiwa.
Dandim menuturkan, pengungsi di titik pengungsian Cepogo mencapai 1.077 jiwa, Ampel (483 jiwa), Musuk (8.033 jiwa), Mojosongo (80 jiwa), Kantor Transito (90 jiwa), sehingga jumlahnya mencapai 9.763 jiwa.
Warga yang mengungsi di Kota Boyolali sebanyak 10.502 yang tersebar di Gor Tenis, sekolah SMEA Negeri, STM, SMK 1, SDN 9, Puri Putri, SMAN 3, Gedung serba guna PDIP, dan DPD Golkar.
"Sehingga, total pengungsi seluruhnya, Jumat ini, pukul 08.30 WIB, mencapai 20.265 jiwa," kata Dandim.
Pengungsi yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang, Boyolali, tercatat sebanyak 16 orang akibat sesak nafas dan luka lecet-lecet saat evakuasi.
Ia menjelaskan, dapur umum telah siap melayani para pengungsi yang dilakukan oleh anggota TNI dibantu PNS dan relawan lainnya di Kantor Transito.
Namun, pihaknya masih membutuhkan para relawan yang dapat membantu di dapur umum, untuk melayani puluhan ribu pengungsi.
Sementara, pengungsi asal Kecamatan Selo dan Musuk yang sebelumnya ditampung di daerah aman atau sekitar 15 kilometer dari puncak Gunung Merapi, kini membanjiri Kota Boyolali, menyusul terjadinya letusan besar Merapi.
Pengungsi warga Selo dan Musuk, sejak Kamis (4/11) malam hingga sekarang membanjiri Kota Boyolali. Mereka yang sebelumnya menempati kantung pengungsian di Cepogo dan Desa Karangnyar, Musuk, kini berpindah setelah letusan dan aliran lahar panas dari puncak Merapi mengarah timur dan utara (Boyolali).
"Kita kesulitan menyiapkan akomodasi, karena tenda di Selo belum sempat dibongkar dan dipindahkan ke pengungsian baru," kata Dandim.
(B018/C004)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010